Lihat ke Halaman Asli

CSD: Cara Kreatif Mendorong Siswa Kreatif

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12991260141216999434

Setelah tahun lalu berhasil menyelenggarakan Creative Student Day (CSD) I Madrasah Aliyah NASA tempat kami mengajar di bulan ini baru saja menyelenggarakan CSD II. Ajang CSD yang digelar setiap tahun ini merupakan media bagi siswa sekolah kami merayakan kreativitasnya. Di hari yang sudah ditentukan, semua siswa diharuskan membawa karya ke sekolah. Saya mengamati, selama dua tahun penyelenggaraan CSD, ternyata cara ini bisa dibilang ampuh mendorong siswa mengeksplorasi gagasan dan kreativitasnya.

[caption id="attachment_92173" align="aligncenter" width="300" caption="siswa merayakan karya"]

12991273701011441161

[/caption]

Di tahun ini, penyelenggaraanya agak berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu pihak sekolah tidak menentukan thema lomba. Alasannya untuk memberikan kebebasan bagi para siswa mengeksplorasi apa pun kreativitasnya. Setelah dievaluasi, cara ini ternyata menyulitkan bagi dewan juri untuk melakukan penilaian. Pada tahun ini pihak sekolah memutuskan ada thema lombanya. Kreteria umum tetap seperti semula, orisinil dan inovatif.

[caption id="attachment_92174" align="aligncenter" width="300" caption="para siswi tak mau kalah"]

12991270101267757737

[/caption]

Untuk karya tulis (opini, puisi, dan cerpen) themanya “aku dan ibuku”. Khusus resensi para siswa diminta untuk meresensi sebuah kitab yang sangat terkenal di pesantren yaitu “Ta’lim wal Muta’allim”. Untuk kerajinan tangan, kaligrafi, dan lukisan bahan utamanya harus memanfaatkan barang bekas atau memanfaatkan barang-barang yang banyak tersedia di lingkungan para siswa. Jika perlu variasi dan perlu membeli, maka harus membeli yang murah.

Para siswa, sebagaimana CSD I tahun lalu, diberi waktu satu bulan untuk mencari ide dan merangkainya menjadi sebuah karya di rumah. Pas satu bulan –pada hari dan waktu yang sudah ditentukan— para siswa diharuskan membawa karyanya secara bersamaan ke sekolah. Inilah saat-saat yang paling mengesankan dan membahagiakan. Semua siswa dengan penuh keceriaan dan percaya diri membawa, menjinjing, dan memajang serta merayakan hasil kreasinya di depan kelasnya masing-masing.

Saya dan para guru lainnya agak pesimis, siswa akan mengulangi karya yang sama dengan karya yang sudah mereka hasilkan pada CSD I, terutama di jenis kerajinan tangan. Teryata ketika hari pengumpulan karya tidak terbukti. Bahkan karya yang masuk hampir semuanya gagasan baru.

Data karya yang masuk ke panitia menunjukkan berjumlah 349 karya dari 391 siswa. Ada beberapa siswa yang tidak menyerahkan karya, tetapi bagi mereka tetap diharuskan berkarya dan sebagai sanksinya tidak diikutkan pada lomba. Dari 349 karya itu terdiri dari 13 opini, 12 resensi, 143 puisi, 15 cerpen, 12 kaligrafi,154 kerajinan tangan (handycraft). Sayangnya tahun ini tidak ada siswa yang melahirkan karya lukis. Dari masing-masing jenis karya ini kemudian dinilai oleh tim juri dan diambil 3 pemenang. Dari data di atas, yang paling ketat penilaiannya terutama di karya puisi dan kerajinan tangan.

Inilah sebagaian karya-karya dalam kegiatan CSD II :

[caption id="attachment_92178" align="aligncenter" width="314" caption="sebagian karya tulis siswa dipajang"]

12991284821038850554

[/caption] [caption id="attachment_92155" align="aligncenter" width="308" caption="pot bunga dari kulit kacang"]

12991238412118231047

[/caption]

[caption id="attachment_92156" align="aligncenter" width="314" caption="tempat tissu dari kulit kerang"]

12991239682146016818

[/caption] [caption id="attachment_92158" align="aligncenter" width="286" caption="miniatur rumah dari biji korek api"]

12991240521935903973

[/caption]

[caption id="attachment_92159" align="aligncenter" width="221" caption="figura dari daun kering pisang"]

12991241221221612518

[/caption] [caption id="attachment_92160" align="aligncenter" width="314" caption="rumah minang, sebuah persentuhan budaya siswa madura"]

12991246161729027453

[/caption] [caption id="attachment_92161" align="aligncenter" width="314" caption="perahu dari pelepah bambu"]

1299124714601981907

[/caption] [caption id="attachment_92169" align="aligncenter" width="314" caption="kaligrafi memanfaatkan paku dan benang"]

12991251691679007186

[/caption] [caption id="attachment_92163" align="aligncenter" width="314" caption="perahu dari serbuk kayu"]

12991246121412541204

[/caption] [caption id="attachment_92165" align="aligncenter" width="314" caption="miniatur dipan"]

12991247869477258

[/caption] [caption id="attachment_92166" align="aligncenter" width="314" caption="demam sepak bola"]

1299124826454874904

[/caption] [caption id="attachment_92168" align="aligncenter" width="314" caption="lampu belajar,tekok, dan gayung dari batok kelapa"]

12991250531473882922

[/caption] [caption id="attachment_92171" align="aligncenter" width="314" caption="beragam sandal dari barang bekas"]

12991261066068748

[/caption] [caption id="attachment_92176" align="aligncenter" width="314" caption="berbahan kayu"]

12991272861070673744

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline