Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa dan Kesadaran Berorganisasi “Tuhan Tenang dalam Akal, Tuhan Bergerak-gerak dalam Kemarahan”

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mahasiswa dan Kesadaran Berorganisasi

“Tuhan tenang dalam akal, Tuhan bergerak-gerak dalam kemarahan”

Apa yang disebut kesadaran (consciousness)?. Kata conscious dan conscience didapat dari bahasa Latin yang berarti mengetahui. Kesadaran menekankan terhadap diri sendiri (self- referencing) yang memusatkan pada perhatian akan diri pribadi (inner sense of self). Jhon Dewey mengatakan pada kita bahwa, “peraturan pada masa Yunani dan abad pertengahan adalah menghormati individu sebagai saluran dimana kecerdasan luhur dan universal beroperasi. Individu sama sekali bukan seorang yang mengetahui. Dengan demikian maka yang dapat mengetahui adalah yang beroperasi dari orang lain terhadap pribadi diri kita sendiri. Julian Jaynes memikirkan bahwa kemauan muncul sebagai suatu kehadiran suara yang dulunya merupakan perintah neurologis yang alami. Kehadiran suara-suara tersebut adalah prasyarat utama bagi kesadaran akal pikiran, karena ia adalah diri sendiri yang bertanggungjawab dan meyakinkan dirinya sendiri, memerintah dan mengatur, sehingga hasil ciptaannya merupakan produk budaya.

Sepanjang sejarah menempaan mahasiswa akan pentingnya berorganisasi merupakan suatu proses motivasi dan penyadaran terhadap individu-individu mahasiswa sebagai manusia yang dihormati secara individu sebagai saluran dimana kecerdasan luhur dan universal yang saling berinteraksi terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain. Dalam hubungan interaksi antar individu maupun individu dengan orang banyak mengantarkan pada penyatuan emosional tiap individu dalam suatu organisasi. Penyatuan emosional inilah yang menentukan kualitas organisasi yang terjadi dalam suatu hubungan persahabatan, hubungan kerja maupun hubungan rumah tangga. Sinyal-sinyal emosional yang dipertunjukkan orang lain sering kali menentukan bagaimana cara setiap individu menginterpretasi kata-kata dan aksi-aksi mereka. Apa yang kita pikirkan adalah motif, perilaku, maksud dan tujuan mengapa kita harus berorganisasi.

Sylvan Tomkins percaya bahwa sebuah perbedaan fundamental diantara individu-individu adalah bagaimana dia menanggapi penderitaan orang lain. Apakah secara individu kita juga merasakan penderitaan pada diri kita dan ingin membantu orang lain, atau kita menyalahkan orang lain, yang tengah menderita atas keadaan kesulitan sehingga mengajukan sebuah permohonan bantuan kepada kita? Dengan melalui pernyataan itulah yang menjadi dasar setiap individu membutuhkan peran individu lain dalam menyelesaikan sebuah permasalahan baik dalam bentuk lingkup persahabatan maupun dalam lingkup keorganisasian.

Peranan individu dalam organisasi maupun organisasi dalam mengintepretasikan motif, perilaku dan tujuan kepada Negara menjadi pengaruh utama dalam pembangunan, baik pembangunan mental kemasyarakatan, adat-istiadat, kebudayaan dan kepemerintahan dalam sejarah peradaban bangsa. Dalam sejarah bangsa, tidak ada saat yang paling penting dari pada saat memerjuangkan nasib bangsa. Masyarakat hanya ingin melihat dan merasakan bukti kesungguhan dan keberanian organisasi dan atau perkumpulan-perkumpulan pemuda yang berbuat baik dan menunjukkan keluhuran budi. Karena masyarakat baru percaya jika kebahagiaan atas tercapainya cita-cita luhur sudah bisa dirasakan.

Soal kebangsaan adalah soal kaum terpelajar (mahasiswa) yang mampu membaca dan menulis, baik membaca situasi dan kondisi maupun menulis (menelurkan) konsep-konsep pembangunan peradaban dan ikut serta dalam memajukan bangsa. Ditegaskan, bagaimanapun mahasiswa harus insaf dan sadar bahwa panggilan untuk ikut serta dalam memperjuangkan nasib bangsa dilakukan dan ditunjukkan pada usaha dan perbaikan kehidupan dan kepentingan sosial pada umumnya.

Sebagai bentuk pengejawantahan dari sikap berani mahasiswa sebagai kawulo muda maka kami Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STAI Ibrahimy Genteng Cabang Banyuwangi, dengan semangat gotong-royong kolektif-kolegial mengucapkan selamat atas dilantiknya Pengurus Rayon PMII Eksakta periode 2014-2015. Dan kami selaku Pengurus Komisariat tetap memberi amanat agar selalu menjunjung tinggi nilai-nilai, norma-norma yang terangkum dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45' serta budaya lokal Rayon Eksakta Komisariat STAI Ibrahimy Genteng Cabang Banyuwangi.

Kanggo Sebo Mengko Sore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline