KABUT ASAP BENCANA ATAU UJIAN?
Sofyan Siroj, Lc, MM
Direktur Utama Qolbu Re-engineering (QR) Foundation
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”[Asy-Syura: 30]
Musibah dan bencana silih berganti menimpa negeri ini, sekarang giliran Riau yang mendapatkannya. Sudah lebih lima pekan kabut asap di Riau akibat lebih dari 20.000 Ha lahan yang terbakar. Semua pihak sudah pasrah dengan keadaan ini, sampai Gubernur riau Anas Maamun juga sudah menyatakan,”Semua upaya sudah kita lakukan, saatnya sekarang kita pasrahkan kepada Allah saja.”
Shalat istisqopun sudah dilakukan diseantero negeri tapi hujan yang diharapkan akan menyingkapkan kabut asap ini dan semua makhluk dapat bernafas dengan lega tidak juga kunjung turun membasahi bumi. Benarkah kabut asap ini ujian, Bencana atau sudah menjadi azab?
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, jumlah warga Riau yang terserang ISPA saat ini mencapai 33.300 orang. Sedangkan hutan yang terbakar dari catatan Satgas Penanggulangan bencana asap sebanyak 11.000 hektar.
Sementara itu, lima Perusahaan yang terbukti ditemukan kebakaran lahan di areal konsesi perusahaan itu, antara lain PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), PT Sakato Makmur Pratama (SMP), PT Tobe Indah, PT Rimbo Rokan Lestari, dan PT Arara Abadi (PT AA). Sedangkan perusahaan yang masih diselidiki yaitu PT National Sago Prima (NSP) di Kepulauan Meranti.(Merdeka.com 06/03/2014)
Ironisnya, akibat polusi asap kebakaran lahan dan hutan selama lima pekan, sebanyak 27.200 orang di Provinsi Riau terserang infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), 1.365 orang terserang penyakit kulit, 1.031 orang terkena asma, 724 orang mengalami iritasi mata, serta 516 orang mengalami pneumonia (Republika Online, 1/3/2014).
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo menjelaskan, titik api meningkat drastis karena pembakaran hutan masih intensif dilakukan.
"Titik api terus bertambah karena pembakaran liar. Ini tentu saja membuat kabut asap makin pekat, indeks standart hampir 300-500 dan ini sudah masuk sangat berbahaya," kata Sutopo, Senin, 10 Maret 2014.
Di Pekanbaru, kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat yang menderita penyakit paru-paru. Dari data BNPB, jumlah penderita ispa di wilayah itu mencapai 38.111 jiwa, penomonia 811 jiwa, asma 1.464 jiwa dan 1.276 jiwa yang mengalami iritasi mata.
"Operasi terus kita lakukan, baik dari udara berupa pengerahan helikopter dari Rusia yang bisa membawa 3000-4000 liter air. Satu pesawat untuk hujan buatan dan delapan lainnya untuk water booming dan survey," tambah Sutopo.
Menurut Sutopo, Kerugian akibat terjadinya penebalan kabut asap sendiri mencapai Rp10 triliun. Namun sejauh ini kabut asap berbahaya yang melanda Kepulauan Riau ini belum mengindikasikan menyebar ke negara tetangga. Tiupan angin lebih banyak ke arah Sumatera dan Selat Malaka (Vivanews, 10/03/2014)
Sebab-sebab Terjadinya Bencana
Dalam Alquran banyak sekali diceritakan tentang musibah dan bencana yang menimpa orang-orang terdahulu. Dan, semua musibah dan bencana besar yang pernah menimpa manusia –diterangkan oleh Alquran—adalah selalu terkait dengan kekufuran dan keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah swt. Silakan simak beberapa data di bawah ini.
·Kaum Nabi Nuh, Allah tenggelamkan dengan banjir yang sangat dahsyat, yang tinggi gelombangnya sebesar gunung (Hud: 42). Hingga, tak ada makhluk pun yang tersisa melainkan yang berada di atas kapal bersama Nabi Nuh (Asyu’ara’: 118).
·Kaum nabi Syu’aib, Allah hancurkan dengan gempa bumi yang dahsyat. Sampai-sampai Alquran menggambarkan seolah-olah mereka belum pernah mendiami kota tempat yang mereka tinggali. Lantaran begitu hancurnya kota mereka pasca gempa (Al-A’raf: 92).
·Kaum Nabi Luth, Allah hancurkan dengan hujan batu. Alquran menggambarkan, bangunan-bangunan tinggi hasil peradaban kaum Nabi Luth menjadi rata dengan tanah (Hud: 82).
·Kaum Tsamud (kaumnya Nabi Shaleh), juga Allah hancurkan dengan gempa. Mereka mati bergelimpangan di dalam rumah mereka sendiri (Hud: 67).
·Fir’aun dan pengikutnya dihancurkan oleh Allah dengan ditenggelamkan ke dalam lautan hingga tidak satu pun yang tersisa (Al-A’raf: 136).
·Karun beserta pengikutnya, Allah benamkan mereka ke dalam bumi sehingga kekayaannya sedikitpun tidak tersisa. Ini lantaran ia sombong kepada Allah swt. (Al-Qashash:81).
Alquran juga mengabarkan bahwa bencana atau musibah yang tidak terkait dengan kaum tertentu, penyebabnya juga sama: karena kemaksiatan, kufur, ingkar, dan mendustakan ayat-ayat Allah. Penyebab yang paling ringan adalah karena perbuatan tangan manusia sendiri yang merusak alamnya (Ar-Rum: 41-42).
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Dari bencana – bencana yang sudah terjadi, apa penyebab timbulnya bencana tersebut? Apakah faktor alam saja? faktor manusia saja? atau bagaimana? Berdasarkan Hadist Rasulullah SAW, terdapat lima belas perkara yang mendatangkan musibah dan bala bencana.
Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…
1.Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
2.Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
3.Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
4.Suami menjadi budak istrinya(sampai dia),
5.Mendurhakai ibunya,
6.Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
7.Berbuat zalim kepada ayahnya,
8.Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
9.Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
10.Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya
11.Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
12.Laki-laki telah memakai pakaian sutera
13.Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan
14.Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan
15.Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa;
1. taufan merah (kebakaran),
2.tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor),
3.dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.” (HR. Tirmidzi, 2136)
Herannya, bencana ekologis yang diakibatkan oleh kabut asap bukan terjadi sekali dua, tetapi rutin terjadi setiap tahun. Penyebabnya pun sudah terdeteksi, diantaranya akibat land clearing sejumlah perkebunan besar di Riau.
Sebagai manusia yang berakidah kita tidak bisa melewatkan saja bila terjadi sebuah bencana. Bencana kabut asap di Riau murni ulah tangan dan kejahatan manusia yang tidak bertanggungjawab. Ada banyak kesan yag dititipkan oleh fenomena kabut asap di Riau saat sekarang ini, antara lain:
1.teguran dan pelajaran dari Allah untuk semua warga dan masyarakat Indonesia pada umumnya dan Riau pada khususnya jangan mengganggu ksesimbangan alam.
2.Muhasabah diri sebagai pemimpin, tokoh masyarakat ulama dan pemimpin organisasi bahwa dengan kembali kepada Allah dan bertakwa kepadanya adalah sumber kemakmuran dan kesejateraan dalam kehidupan.
3.Kalau tidak dengan pertama dan kedua dikhawatirkan akan menjadi azab dan bencana bukan saja kepada orang buruk dan bermaksiat, juga kepada orang-orang baik dan sholeh,serta doa tidak akan diijabah Allah Swt.
Sikap Orang Mukmin Menghadapi Bencana
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu (di dunia) sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat nanti)”(Qs Hûd/11:3)
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu
(Qs at-Taghâbun/64:11)
Sifat-sifat yang harus ada pada seorang Mukmin menghadapi bencana:
1.Menganggapnya sebagai pelajaran, peringatan, bukan sekadar fenomena alam biasa (al-Mu’min: 13), (al-Isra’: 59), (Qaf: 37))