Lihat ke Halaman Asli

Teuku Zulkhairi

Penulis/Dosen

Perlu Ilmu Manthiq untuk Membaca Berita Politik

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh Teuku Zulkhairi | Mahasiswa S3 IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh

Persoalan besar umat manusia dewasa ini terletak pd pola pikir mereka yg diseret kesana kemari oleh berita di media massa..

Dalam dunia Tarbiyah, kondisi ini dikenal dg "Ghazwul Fikri", atau "Perang Pemikiran".

Hampir setiap detik pertahanan logika umat manusia diserbu habis2an dengan "opini" media massa yg umumnya didanai oleh korporasi2 global...

Dengan realitas seperti ini, maka salah satu ilmu yg paling harus dipelajari di zaman seperti ini adalah Ilmu Manthiq (baca: Logika)...

Penguasaan terhadap ilmu ini akan membuat siapapun bisa selektif dalam mencerna opini2 yg dibentuk oleh berita di media massa...

Mengapa kita perlu selektif membaca dan mencerna isi berita? Karena semua berita yg ditulis, khususnya yg berkaitan dg isu2 politik pasti punya kepentingan.

Apalagi di Indonesia yg hampir setiap perusahaan media massa dimiliki oleh elit2 Partai Politik yg juga sebagian diantaranya memiliki keterkaitan dg korporasi2 global sehingga mau tidak mau pikiran kita diarahkan untuk menyetuji setiap program2 korporasi global dalam menjajah umat manusia, khususya menjajah umat Islam dalam berbagai tatanan kehidupan...

Di negeri kita, sedikit sekali media massa yang mau menyorot secara kritis mengapa tempo hari banyak fraksi di DPR yang menolak pembentukan Pansus Mafia Pajak yg padahal Triliunan pajak warga negera telah dikorupsi oleh Majikan2 Gayus Tambunan...

Sedikit sekali media massa yang mau serius membongkar kasus Century, BLBI dan sebagainya yg sdh jelas merugikan negeri ini Triliyunan Rupiah, memiskinkan rakyat negeri ini sehingga mereka yang melarat menjadi semakin melarat..

Sedikit sekali media massa yang mau menjelaskan kepada kita mengapa kita perlu swasembada daging (seperti yang dicita-citakan Menteri Pertanian) untuk tujuan memberdayakan peternak lokal (sesuatu yang membuat perusahaan importir daging di negeri seberang meradang)..

Sedikit sekali media massa yang mau mengulas kasus melangitnya harga bawang merah dengan perspektif yang mencerdaskan dan memihak kepentingan masyarakat. Media massa sibuk menyorot kasus LHI yang jika terbukti di pengadilan dalam kasus dugaan suap maka hanya 1 Miliyar Rupiah persoalannya. Bukan tdk boleh membongkar kasus suap 1 M, tapi yang lebih besar seharusnya juga diproses. Apalagi LHI juga tidak pernah tertangkap tangan sedang menerima uang 1 M itu, tapi beberapa media massa justru menulis bahwa LHI tertangkap tangan...

Ini kasus butuh logika kritis agar pikiran kita tidak diseret kesana kemari.

Sedikit sekali media massa yang menyorot Poligami Eyang subur secara kritis. Berbanding terbalik saat kasus Poligami Aa Gym yanng dihujat habis-habisan oleh media massa sekuler...

Kalau nalar kritis media massa sudah tumpul, apakah sebagai warga negara pikiran kita juga harus tumpul?

LAWAN MEREKA DAN BEKALI DIRI KITA DENGAN ILMU LOGIKA!!!

Banda Aceh, 12 Mei 2013

Wassalam

Seorang yang ingin melihat negeri ini menjadi lebih baik...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline