Lihat ke Halaman Asli

Mitos Sumpah Pemuda

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mitos adalah bagian dari gerak sejarah perjuangan bangsa, yakni perjuangan melawan kemapanan dan merebut kemerdekaan. Tugas pemuda adalah mendobrak mitos tersebut! Dalam babakan sejarah pergerakan Indonesia, pemuda memiliki andil yang sangat besar dalam perjuangan melawan kolonialisme dan membangun fondasi berdirinya republik. Tak sedikit bentuk perlawanan di berbagai daerah dipelopori oleh pemuda yang penuh dengan nuansa heroik dan semangat nasionalisme. Meski pada awalnya perjuangan tersebut bersifat kedaerahan, namun mampu segera diakomodir menjadi satu perjuangan nasional, yaitu dengan dicetuskannya momentum Kongres pemuda yang kemudian menghasilkan Sumpah Pemuda. Tonggak awal dicetuskannya Sumpah Pemuda menandai keikutsertaan pemuda dalam perjuangan nasional mengusir kolonialisme dan imperialisme dari tanah pertiwi. Selanjutnya, pemuda dan kepemudaan menjadi kata yang sangat berpengaruh dalam menentukan aras dan arah perjuangan bangsa dalam membangun keadilan, kedaulatan, serta kesejahteraan. Berbagai tantangan yang muncul dalam masa yang berbeda (Orde Lama, Orde Baru, sampai Reformasi) mampu dijawab dengan siasat dan perlawanan. Generasi tua yang sudah menduduki kursi parlemen kebanyakan telah mengalami amnesia sejarah sehingga mereka lupa akan moralitas yang diusung waktu menjadi pemuda. Uniknya, dinamika seperti ini selalu berjalan berulang-ulang dari masa ke masa. Dan sekarang, krisis multidimensi terlanjur menjangkiti seluruh elemen bangsa, termasuk pemuda. Tantangan tidak hanya muncul dari generasi tua yang terus menggerogoti negar., Lebih dari itu, ekspansi budaya asing dan hegemoni pengetahuan terus menjadi deretan persoalan tanpa ujung. Pemuda kini tak lagi mengulang heroisme 1928 dalam upaya membangun bangsa yang lebih beradab, pemuda malah terlena dengan nikmatnya Triple T Revolution (Transportation, Telecommunication, Travel) yang kini telah menjelma menjadi gaya penjajahan baru. Sumpah Pemuda yang dulu pernah mewarnai jagad pergerakan nasional kini hanya menjadi mitos yang selalu diperingati dengan berbagai bentuk ritual. Dan bukan tanpa alasan jika keterpurukan pemuda berbanding lurus dengan keterpurukan bangsa. Seharusnya, pemuda yang notabene masih memiliki konsistensi pendirian dan semangat perubahan, mampu membuat siasat budaya dan modus perlawanan yang sesuai dengan konteks perkembangan zaman. Realitas yang terus menggerus moralitas seharusya mampu dijawab dengan idealisme, agar idealisme tersebut tak terus membumbung tinggi dan menjadi hal yang utopis. Esensi sebagai manusia yang bebas semestinya tak dimaknai sebagai bebas nilai, namun sebagai pembebasan bangsa dari belenggu perbudakan bangsa asing menuju kemerdekaan sejati. Pemuda dengan mental manusia bebas harus menjadi inisiator, motivator sekaligus pelopor atas perubahan sosial. Akhirnya, tugas pemuda adalah menterjemahkan bahasa idealisme ke dalam bahasa realitas, menggerakkan kesadaran naif menuju kesadaran kritis, dan memanifestasikan gagasan teoritis menjadi tindakan praksis. Karena pemuda adalah pikiran yang bertindak!!! Hidup Pemuda !!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline