Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Elpiji Non Subsidi Naik Lagi?

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kenapa Elpiji non subsidi naik lagi ?

PT. Pertamina memutuskan menaikan harga elpiji (LPG) non subsidi kemasan 12 kg. Alasan kenaikan LPG karena tingginya harga pokok LPG dipasar dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan pelat merah tersebut.

Apa yang salah dengan kenaikan itu ?

Indonesia adalah Negara kaya sumber daya alam gas. Cadangan gas bumi Negara kita mencapai 152,89 triliun standard cubic feet (TSCF). Dengan produksi gas per tahun sebesar 471.507 MMSCF, maka gas di perut bumi bisa dikonsumsi lebih dari 40 tahun lagi. Jika Indonesia rajin mencari cadangan lagi, maka dimungkinkan cadangan baru akan ditemukan lagi.

Seharusnya seluruh rakyat Indonesia bisa menikmati elpiji dengan harga murah. Bukan hanya konsumsi elpiji 3 kg subsidi saja, tapi konsumen non subsidi seperti 12 kg dan industry juga pantas mendapatkan harga murah. Negara seperti singapura mau membeli gas dengan harga mahal dari Indonesia, untuk kemudian dijual murah ke industrinya.

Sebagai Negara terbesar pemroduksi gas, Indonesia harus membayar lebih mahal untuk elpiji ? apakah Indonesia salah dalam mengelola sumber daya alamnya ? sejatinya yang terjadi adalah sebagian besar produksi gas Indonesia justru diekspor. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri, Pertamina melakukan impor.

Menurut data, 50% kebutuhan gas elpiji nasional masih impor dari Negara lain, terutama dari wilayah Arab Saudi Aramco. Sehingga jika harga elpiji internasional naik, sesuai patokan contract price (CP) Aramco, maka harga elpiji dalam negri juga akan naik. Begitu juga jika dolar naik, maka elpiji yang kita impor itupun akan naik sesuai harga dolar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline