Lihat ke Halaman Asli

Kini Ku T'lah Menyandang Gelar Ahli Madya

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13118975251006736406

[caption id="attachment_125696" align="alignleft" width="300" caption="Picture.1. Aku dan Ayah"][/caption]

U

sai sudah perjalananku menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bogor. Hanya dengan bermodalkan uang hasil pinjaman sebesar Rp. 2.000.000, kepada salah seorang atasan di tempatku bekerja (walaupun masih kurang), dan semangat menuju perubahan, aku bersama dengan adikku berniat melanjutkan sekolah lagi. Setelah melalui proses yang panjang dan pertimbangan dari berbagai sisi, akhirnya tepat pada tanggal 7Maret 2008 aku mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa baru di perguruan tinggi yang meluluskanku menjadi seorang Ahli Madya sekarang ini. Tentunya di bidang IT (Information Technology). Semangat dan dukungan yang besar dari kedua orangtuaku, dan juga semua saudara-saudaraku, khususnya kakak ketiga, Tri Murniati, yang telah begitu banyak membantuku selama 3 tahun menjalani perkuliahan. Dia yang selalu sabar menghadapi kami berdua, saat kelelahan, dan dia pula yang selalu membangkitkan semangat untuk terus berjalan bahkan berlari mengejar mimpi. Rela bangun pagi untuk membuatkan sarapan nasi goreng, rela berjibaku dengan panasnya pabrik textil bersama mesin-mesin jahit, dan rela tidak makan demi kami. Perjuangannya sebagai kakak dan pengganti seorang figur ibu di sini begitu besar. Namun sebelum aku membalas semua kebaikannya, kini dia telah pergi jauh ke tanah Papua bersama suami yang sedang ditugaskan dan bekerja di sana. Semoga saja dia hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Amien.

Dimulai dari perbincangan kecil kami di sebuah kamar kos-kosan berukuran 3x5 meter bersama kakak kami, Tri Murniati sepulang dari dia bekerja.

[caption id="attachment_125698" align="alignleft" width="300" caption="Picture.2. Suasana di dalam Tennis Indoor Senayan Jakarta"]

13118984561453384494

[/caption] ” Yu, mumpung isih anyar kerjo, aku tak kuliah yo?”, kataku dalam bahasa Jawa yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah, Yu (panggilan untuk kakak perempuan), mumpung masih baru kerjanya, gimana kalau aku kuliah?

” Yowes kuliah wae, rapopo wong loro karo dik Anto!”, jawab kakakku yang berarti setuju dan memberi semangat, karena niat untuk melanjutkan sekolah sebenarnya sudah ada sejak aku lulus SMA di Purworejo, namun karena masalah biaya dan ketidakmampuan dalam hal financial keluarga, akhirnya niat itu kandas. Ayahku hanyalah seorang buruh tani, begitu juga ibuku. Melihat kondisi seperti ini, aku sebagai anak harus pandai-pandai berkaca diri, siapakah aku ini? Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Tanah Pasundan, Bogor mencari pekerjaan hanya dengan bermodalkan ijazah SMA dan uang Rp. 75.000,- dari orang tua. Namun setelah kurang lebih 1 bulan berjuang mencari pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain, akhirnya kamimendapatkan sebuah pekerjaan di salah satu perusahaan makanan di kota itu, nah di sinilah awal mula karir kami dirintis.

[caption id="attachment_125699" align="alignleft" width="300" caption="Picture.3.Bersama Om Rinduana dan Ayah"]

13118987251867492884

[/caption] Perjalanan kehidupan seseorang tidaklah semudah yang dibayangkan serta tak selamanya indah dan lancar, begitu juga denganku. Setelah bekerja selama 3 tahun di perusahaan milik orang Italia itu, aku diberhentikan selama 2 bulan karena masalah prosedur kontr



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline