Lihat ke Halaman Asli

Berkah Media

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430699403490716160

Sekian lama dan semenjak kenal media, aktivitas saya sehari-hari cenderung lebih suka berkantor di kamar, tepatnya duduk di depan laptop ; buka facebook-tutup facebook, buka twitter-tutup-twiter, youtube, dan sosmed lainya. Terutama kecanduan membaca kompasiana dan beragam berita lainya. Mambaca-baca berita artinya kita di jadi tahu tentang peristiwa-peristiwa lokal dan non lokal. Tentunya hal ini lebih baik ketimbang kecanduan menonton program sinetron atau tontonan lain yang jelas tidak ada kualitasnya sebagai penunjang nutrisi otak. Memang ada kalanya sebuah tayangan sinetron, hiburan, acara musik, olah raga, dll. dapat meredam sebagian masalah, namun hal demikian perlu di perhatikan juga fungsi dan kegunaanya.

Jika mau melihat dari sisi menariknya sebuah media hari ini. Adalah ketika sebuah media tak pernah kalah naif dan premisif, mengajak kita untuk hadir dan terus menikmati hasil daripada hidangan program acaranya. Sebut saja, acara hiburan, musik, juga sinetron. Dari acara tersebut kita di buat senyaman mungkin, masalah atau beban yang kerap mengganggu hidup kita sebagian tertangkis oleh adanya acara program tersebut. sebegitu hebatnya media mengajarkan kita dalam memahami arti sebuah "kenyamanan".

Berkah media yang sudah kita rasakan hari ini, begitu beragam ; anak-anak atau bocah, kini sudah mulai mencicipi rasanya manisnya pacaran, rasanya sentuhan-sentuhan birahi, bahkan sudah berani menoropong vagina. Hebat bukan main berkah media hari ini yang selalu hadir menyejukan setiap bocah yang kehausan akan pengetahuan.

Berkah lainya dari media hari ini ; dimana media mengajak kita untuk hidup bersantai, menikmati hidangan-hidangan kesegaran dan kebaruan tentang artis fenomenal serta acara sinetron yang tak kalah menarik mengajarkan bagaimana hubungan yang romantis itu dengan happy ending dan juga mengajarkan kita bagaiamana membuat kebohongan untuk menjadi manusia super. tak peduli berapa banyak masalah di luar sana, tak peduli berapa banyak peristiwa yang sedang terjadi, tak peduli iklim politik yang sedang krusial saat ini. Hidup yang penting nyaman, damai dalam ketidaktahuan acuh dengan masalah yang ada.

Dengan banyaknya bermunculan TV sewasta di negara kita. semakin banyak pula berkah yang kita dapat. Acara-acara hiburan hingga komedi tak kalah marak, selain berita berbau kriminal, bermacam film sinetron, acara musik dari pagi sampai sore hari hingga pemilihan bakat serta ratu kecantikan. berbagai berkah yang kita dapat, sehingga kita tak mendengar adanya sebuah masalah besar, konsiparsi global, adanya ancaman kajatuhan ekonomi global, adanya penjahat-penjahat penyembah iblis yang akan meruntuhkan nilai-nilai religius kita, serta adanya perang pemikiran.

Hidup dalam kubangan media adalah sebuah anugrah yang belum terwujud kepalsuanya, berapa banyak orang yang memilih lari dari masalah berbanding orang yang peduli terhadap masalah ? atau berapa banyak orang yang berpengetahuan berbanding orang yang bebal ? silahkan analisa sendiri. Sungguh musuh terbesar kita adalah ketidakpedulian.

Sebuah kenyamanan yang di tawarkan media dan di agung-agungkan perlahan oleh para awam hanya menghambat kecerdasan nalar, hidup dalam kubangan fanatisme sudah di ajarkan sejak dulu dan kita hanya mewarisi tumpukan berbagai masalah. meski informasi berita yang kita tahu hari ini belum jelas fakta-kebenaranya, namun niat kepedulian kita masih ada, berbanding orang yang sama sekali tidak tahu (atau bahkan tidak mau tahu). merekalah orang yang sebenar-benarnya buta dan pada akhirnya mereka adalah orang-orang apatis yang akan berakhir dengan tragis.

Jadi, benarkah hidup dalam ketidaktahuan membuat hidup lebih nyaman dan tentram ?? jika iya, ya monggo..hiduplah dalam ketidaktahuan agar kenyamanan selalu menyelimuti hati dan fikiran, toh gada yang melarang. So, hidup adalah pilihan...

*************

sumber photo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline