Lihat ke Halaman Asli

3 Faktor Penyebab Stres

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14187896331287741347

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Badan

Badan atau bisa di katakan Biologis remaja yang sedang mengalami fase perubahan aktifnya hormon yang mempengaruhi pola prilaku remaja. Aktifnya hormon ini dapat mengguncangkan remaja yang lebih meledak-ledak, kadar rasa ingin tahunya sangat besar, lebih energik dll. tahap perkembangan fisik ini menjadikan remaja lebih rentan setres.

Fikiran

Pandangan atau cara pandang hidup seseorang (mind set) yang sangat berpengaruh bagaimana seseorang tersebut dalam menjalani kehidupanya.

1. Orientasi materialistis

Pada masa kanak-kanak kehidupan itu sangat bahagia, penuh ceria dan tawa tidak ada sedikitpun beban hidup (stres) karna pada masa kanak-kanak pola fikirnya belum sampai pada tahap materi, masih bersih tidak ternodai oleh kotoran yang bersifat materi.  Ia hanya berkutik terhadap dunia yang lebih hidup dari kesenangannya tanpa harus bergantung pada uang. Tetapi di saat beranjak dewasa (remaja) di sinilah fase dimana masa remaja akan benturan kuat yang akan mempengaruhi cara pandang dan menjurus ke hal yang bersifat materi, di sinilah remaja ternodai dan di kuasai oleh dunia materialistis. Tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan jadinya bersifat material, angka-angka dan obrolan setiap harinya selalu memakai bahasa angka. Akibatanya jika kebutuhan itu tidak tertuntaskan atau terpenuhi akan timbul gejala kegelisahan rawan akan setres yang luar biasa. Oleh karnanya masa remaja adalah masa yang harus di pergunakan sebaik-baiknya. Seperti cinta, perhatian, kasih sayang , motivasi. Jika semua itu hilang maka dirinya tidak akan berguna lagi.

14187890381186197124

2.     Doktrin dan larangan

Penyerapan doktrin dan larangan amat sangat mempengaruhi pandangan hidup remaja. Ketika sudah mengakar di kepala maka pada saat itu juga remaja sedang dalam keraguan yang amat besar. Ketika sebuah doktrin menjalar sebagai pegangan hidup, dan di anggap mutlak, maka di sisi lain muncul doktrin sebagai pembeda, dari sini remaja harus bisa memilih mana yang di anggap benar dan salah. Dan itu di butuhkan suatu energi atau usaha keras untuk terus berfikir yang dapat mengakibatkan rentan setres. Jika kehidupanya tidak di tanami pondasi dan prinsip yang kuat, kemungkinan besar remaja akan kehilangan pegangan mana yang baik dan buruk, salah dan benar. Akan mudah di terjang arus karna tidak punya ikatan kuat (keyakinan) untuk bertahan dan mejadikan dirinya utuh. Oleh karnanya pada masa remaja harus bisa berfikir secara bebas, jangan terlalu mengklaim kebenaran sebuah doktrin, lupa bahwa dunia ini selalu memproduksi juataan persepsi, dan persepsi itu tidak ama dari persepsi yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline