Lihat ke Halaman Asli

JASAD: Jalan Sunyi Abraham Samad

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIRUK pikuk perseteruan kpk-polri sudah sedikit mengendur pasca dibatalkannya komjen pol budi gunawan sebagai kapolri dan sebagai imbalannya adalah dinonaktifkannya AS dan BW sebagai pimpinan KPK. sepertinya ini memang solusi win-win antarakedua belah pihak. presiden jokowi dalam hal ini sudah menunjukkan langkah pro rakyat dalam kriminalisasi KPK. perseteruan lembaga penting negaratersebut seyogyanya menjadi pelajaran penting baik petinggi negeri ini maupun masyarakat indonesia pada umumnya akan perlunya integritas dan kejujuran dalam memberantas gurita korupsi di negeri kita. satu masalah pelik paling tidak telah diselesaikan.

setelah konflik polri-kpk mereda, kini perhatian publik terfokus pada kasus yang disangkakan kepada AS dan BW. baik AS maupun BW tentunya telah memiliki sejumlah strategi untuk menindaklanjuti kasus yang dideranya itu. tentu sebagai publik figur yang berkutat di ranah pemberantasan korupsi yang lebih kejam dari sekedar begal motor, sebuah konsekuensi pasti akan diterimanya. jalan meluruskan ketidakbenaran selalu berujung pendakian yang mengharuskan nyali melawatinya. tanpa mengabaikan kontribusi pimpinan kpk lainnya, AS dan BW bisa dikatakan bibit unggul dalam tubuh anti rasuah itu. bila ingin kpk tumbuh cemerlang dan penuh prestasi, pertahnkanlah dua orang ini menurut saya. dan bila menenggelamkan kpk di dasar kemandulan, gantilah dua orang ini hingga tidak muncul lagi suara lantang yang berani melawan arus yang siap menggulung uang rakyat.

ketua nonaktif kpk AS sebagaimana kita tahu telah disangkakan pada dua kasus yaitu pengurusan ktp palsu untuk paspor dan yang terbaru adalah penyalahgunaan wewenang selama beliau menjabat ketua kpk. sangkaan pertama sudah di bahas oleh pakar tata usaha negara dan mantan ketua mk dan pada intinya bahwa apa yang dilakukan oleh saudara AS tentu saja salah dalam kacamata hukum namun tidak berakibat luas merugikan orang lain dan negara indonesia serta itu juga menjadi hiburan pejabat bawah untuk sekedar mendapatkan uang saku. dengan kata lain bahwa itu lumrah dilakukan oleh jutaan orang di negeri ini. adilnya, bareskrim juga harus memperkarakan jutaan orang indonesia yang punya kasus sama atau bahkan lebih berata dari itu yang kemungkinan sampai saat ini tidak pernah disinggung sedikitpun. inilah pertanyaan kita yang perlu dijawab oleh polri.

POLRI begitu bersemangatnya mengusut dan cenderung mencari aib lain AS yang kelihatannya tidak begitu setimpal dengan jasa beliau menuntaskan dan menjebloskan para koruptor kelas kakap di negeri ini. penegakan hukum yang belakangan terus digulirkan polri ditengah pemeriksaan AS dan BW tentunya tidak sepenuhnya bersifat rasional semata namun lebih dari itu bahkan cenderung lebih emosional. kita tidak bisa serta merta melepaskan gagalnya komjen pol budi gunawan naik menjadi kapolri dengan sangkaan kasus hukum yang dituduhkan ke dua pimpinan nonaktif kpk ini. kalau memeng benar adalah semata karena penegakan hukum indonesia, mengapa itu muncul bersamaan dengan pelengseran budi gunawan sebagai kapolri? inilah yang menjadi pertanyaan saya pribadi dan juga mungkin para pembaca sekalian.

peta perlawanan kpk terhadap koruptor pasti akan mengalami perubahan dan bahkan mengalami pelunakan setelah AS tidak lagi menjabat ketua KPK. kita tidak dalam artian mengkultuskan AS sebagai ketua yang hebat dan paling handal dalam pemebrtasan korupsi, tapi kita hanya membandingkan kinerja nyata beliau dari pada kinerja kpk sebelumnya. saya masih ingat betul kata AS yang mengatakan bahwa beliau telah mewakfkan dirinya untuk bangsa dan negaranya tercinta ini. bukankah ini sebuah ungkapan ketulusan dan kecintaan yang amat dalam bagi tanah air inndonesia??

satu hal yang pasti bahwa korupsi tidak akan pernah berhenti selama manusia masih tamak dan serakah. pun juga tidak akan berhenti selama masih ada persekongkolan tersistematis unutk mencuri uang rakyat secara besar-besaran. dari kejadian ini saja nampaklah bahwa pengaruh koruptor kelas kakap masih dominan menyetir arah hukum dan perpolitikan bangsa indonesia. pelajaran pentingnya adalah rakyat indonesia sebagai lembaga tertinggi negara perlu bersatu padu dan menjaga kesolidan dalam menumpas pihak dan kelompok pencuri uang rakyat. karena lembaga sekelas kpk saja begitu mudahnya dijungkirbalikkan dari atas seketika kebawah.

selamat berjuang Abraham Samad, walau pun anda tidak lagi di KPK, tapi anda naik kelas menjabat ketua pemberantasan korupsi di tengah masyarakat luas. saya sepenuhnya mendukung dan mendoakan anda dan keluarga...FIGHT!!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline