Lihat ke Halaman Asli

Jefri Hidayat

Saya bermukim di Padang, Sumbar. Hobi menulis.

Roger Memang Wajib di Rehab

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tertangkapnya Roger Danuarta sedikit membuat saya kaget. Kekagetan saya bukan didasarkan lantaran dia Artis, bukan. Tapi Roger ditangkap sedang (sudah) menyuntikan Putaw. Narkoba yang dikonsumsi Roger bukan Sabu-sabu sebagaimana lazimnya yang digunakan artis. Dapat dibilang bahwa Roger tidak sekedar pemake, tapi sudah tergolong ‘pecandu’. http://life.viva.co.id/news/read/482417-sosok--m--penyuntik-putaw-lengan-roger-adalah-nama-samaran-

Jika sabu dapat dimaklumi. Apalagi kalangan artis yang syuting siang-malam atau kejar tayang. Tuntutan penampilan prima mengharuskan seseorang artis mempunyai vitalitas, tenaga dan semangat agar tidak lelah. Solusinya ada pada sabu-sabu.

Dengan sabu-sabu orang dapat begadang tiga hari-tiga malam. Bahkan bisa lebih, tanpa kantuk. Jika mulai terasa lelah, tinggal  konsumsi lagi, tenaga kembali pulih. Begitulah efeck sabu, walaupun saya bukan pemake, namun saya cukup memahami dampak dan alasan orang kenapa memakai ‘doping tersebut. Khusus, artis menurut saya itu alasannya yaitu menambah vitalitas dan tenaga serta kepercayaan diri.

Namun Roger membuat saya sedikit heran. Kenapa orang setenar dia masih juga mengonsumsi Putaw. Zat adictif ini rata-rata dikonsumsi  untuk ketenangan, ‘kedamaian’ dan melupakan (membuang) masalah untuk sementara.  dampak dari Putaw ini anda serasa terbang ke awang-awang.

Namun, jika Roger yang menggunakan buat apa? Apa yang kurang dari Roger? Ketenaran, popularitas dan uang dia punya. Menurut saya, hanya satu alasan yaitu dampak lingkungan. Saya berpendapat pergaulan Roger lah yang membawa dia sampai menggunakan Putaw.

Untuk orang yang biasa menggunakan ganja dan sabu-sabu jika mengetahui Putaw akan berfikir ulang mengkonsumsi barang haram tersebut. Apa hal?karena memakai Putaw ini cukup sakit. Dengan menyuntikan cairan tersebut melalui urat nadi. Bagi pemula akan berfikir berkali-kali untuk melakukan hal ini. Apalagi, bagi pemake ganja dan sabu-sabu mengetahui betul bahwa dampak Putaw ini sangat buruk yakni ‘Sakaw’ atau sakit karena putaw.

Jalan menuju Putaw ini sangat panjang dan berliku. Menurut saya, untuk mengonsumsi Putaw biasanya mereka terlebih dahulu telah terbiasa dengan Ganja dan sabu-sabu. Ibaratnya, para pecandu Putaw ini naik kelas (hehehe). Tapi untuk memutuskan menyuntikan Putaw di urat nadi mereka akan berfikir lama.

Yang memahami  hanya cukup untuk mengenal ‘rasa’ Putaw dengan kata lain Cuma satu-dua kali saja. Siklus ‘pake’ pun rentan waktu yang lama. Tidak hari ini pake, lalu satu-dua hari pake lagi. Tidak begitu, orang yang paham sangat takut, karena dalam rentang waktu harian itu si pemake akan kecanduan.

Pada kasus Roger, jika memang sudah kecanduan dia harusnya di rehablitasi bukan dipenjara. Sebab, penjara tidak akan menyembuhkan Roger. Beda dengan penanganan kasus Ganja dan Sabu-sabu. Dalam hal ini sebaiknya aparat penegak hukum bijak dalam menangani kasus Roger Danuarta. Sehingga setelah dia keluar nanti, ia betul-betul sembuh dari kecanduannya.

Dalam hal ini langkah aparat kepolisian sudah tepat, dengan membawa Roger Danuarta ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) seperti yang dikutip dari Viva News. http://life.viva.co.id/news/read/482417-sosok--m--penyuntik-putaw-lengan-roger-adalah-nama-samaran-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline