Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Puisi: Pedagang Asongan Terminal Kota

Diperbarui: 26 Juni 2023   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wajah sahaja berpeluh resah
berbedak asap kendara
dan debu panas jalanan kota
berjalan bolak balik
hilir mudik di antara roda-roda kendara
yang terparkir dengan sengaja di terminal kota
mencari dan menunggu
penumpang yang mungkin datang
dengan kenek yang kadang memaksa

bukan meminta-minta
bukan mencari tumpangan dengan percuma
bukan saudara
hanya mencoba menawarkan daganganya
kepada para penumpang
yang suka tak suka
membaur bersama dalam penantian
waktu keberangkatan yang sekalinya tak bisa diterka

sesekali terlihat menepi dan menata dagangannya
beberapa kotak rokok
tisu muka
makanan ringan
minuman gelas atau botolan
yang mungkin muat dan sanggup mereka bawa
di kotak asongan sederhana
dengan modal yang aku yakin pas-pasan saja

pun tidak seberapa hasil yang diterima
pun kadang hanya cukup untuk uang makan sehari saja
dan modal untuk dagangan esok harinya
tetapi menyerah
atau berpanjang keluh kesah bukan pilihannya
sebab rezeki pasti kan ada
selagi hayat masih melekat pada raga
telah menjadi keyakinan yang selalu dibawa dan dijaga

Muara Bangkahulu, 26 Juni 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline