Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Puisi: Wajah Bumi Kian Mengernyit

Diperbarui: 21 Juni 2023   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wajah bumi kian mengernyit
letih terjungkat-jungkit
hilang gunung hilang bukit
berganti gedung menjulang langit
tiada pamit
udara panas kini bersuit
terik menggigit
wabah-wabah berjangkit
lekat abu campur debu gesit berdesit

dan kini
di ruang napas kian sempit
orang-orang pula saling belit
saling himpit
saling gigit
lupa segala wangsit
rupa kesalahan saling ungkit
yang benar terjepit
yang salah pandai berkelit

entah demi status elit
entah demi nikmat yang legit
entah demi angka berdigit-digit

entahlah
semakin pikir semakin rumit
semakin pula menambah perit
sedang dapur sendiri menuntut irit
sebab kantong serupa ripit
letih badan dikejar tagih hingga terbirit
pun dalam hati hendak menjerit
terkatup mulut bagai berjahit
simpuh terbesit

ya, wajah bumi kian mengernyit
letih terjungkat-jungkit
nyatakan sakit

Muara Bangkahulu, 21 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline