Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Memori Daun Pisang

Diperbarui: 13 Desember 2019   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bukan tentang sepasang kekasih
yang terjebak atau mungkin dengan sengaja
membiarkan diri terjebak di deras hujan
dan menjadikannya sebagai alasan
tiada lain hanya untuk mencari kehangatan
bukan kawan

adalah tentang wajah-wajah lugu
bocah-bocah desa
yang teramat jauh masih aku rasa
dari segala hiruk-pikuk kepentingan kota
melulu sibuk dengan kepentingan
pula bersolek dengan beragam kecanggihan

berseragam merah putih mereka
menyusuri jalan yang sebagian belum beraspal
kadang tanpa beralas kaki
hanya wajah tetap memancarkan seri
dan semangat terpatri untuk meraih apa yang dicita-citakan
tak peduli gigil hinggap menyergap badan

keakraban nyata tercipta di setiap kebersamaan
hangat bergandeng tangan dan riang langkah kaki diayunkan
pun dikepung deras hujan
pun tak urung basah nyaris seluruh badan
di bawah sehelai daun pisang
yang sering kali tak mampu beri naungan

ya, bukan tentang sepasang kekasih
yang terjebak atau mungkin dengan sengaja
membiarkan diri terjebak di deras hujan
seperti yang kadang tiada jarang disajikan
pada film-film bertema tentang percintaan
bukan, sekali lagi bukan

Bengkulu, 13 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline