Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Puisi | Suara Jelata: Gelandangan Kota

Diperbarui: 6 November 2019   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi berlari. (sumber: Kompas)

adalah kami, kaleng-kaleng bangkang kehilangan isi
luput pandang, nyaris
dilempar ditendang jengkang ke tepi
hempas berdentang
tiada siapa ambil peduli

ringkih badan tak tahu ke mana pergi
sasar di tengah gelombang perputaran zaman
diamuk janji-janji musim  
yang tak lagi pernah berakhir pasti
luput tagih

diseret paksa pada mata-mata pilih
yang sama tiada diingini 
bertahan pada keterasingan tak bertepi 
atau kumpul berdesak pada penampungan 
berdalih sterilisasi 

tuan bilang biar kota tak tercemar lagi 
pula terlihat rapi 
pun bau amis ketidakadilan merebak masih 
dari gedung-gedung menjulang tinggi 
megah dan elit pasti 

ya, adalah kami, kaleng-kaleng bangkang kehilangan isi
habis terkuras oleh keserakahan hati

Bengkulu, 01 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline