Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Puisi | Serupa Rasa di Hati Hamba

Diperbarui: 26 Oktober 2019   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pixabay

Rekah tanah lama merindu cumbu
Luruh haru tetas hujan
Basuh tubuh basah seluruh
Merayu akar rumput dan tunas-tunas baru
Perlahan tumbuh

Berujung pilu. Tak tahu ujung batasan waktu. Jemu. Janji angin semalam akan basah awan. Lama ditunggu tak jadi labuh. Hanya menambah rajuk sungai, rindu tualang menuju hilir tinggalkan hulu. Hilang alir. Buntu, sindir batu-batu.

Sansai. Batal sudah segala semai. Tangguh lagi kini musim menuai. Keluh pipit di kaki-kaki bukit. Jauh pantau. Selisik dalam risau. Bersahut lenguh igauan kerbau. Husss! Hardik terik menukik ubun berpeluh.

Rekah tanah lama merindu cumbu
Hilang rayu
Sansai sungguh
Serupa rasa di hati hamba, Tuanku

Bengkulu, 26 Oktober 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline