Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Melukis Wajah Musim

Diperbarui: 24 Oktober 2019   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

gumpal awan kehilangan hujan
lupa darat
urung niat menghempas badan
terbawa angin berpusar
jauh sasar
tak tahu arah
kemana hendak sampaikan pesan

nyanyian katak ditinggal pendengar
terdiam jangkrik hilang melodi
pesawangan sunyi
tunas ranggas
unggas cari lindap di hutan dalam
dikejar panas
jilatan api rakus mengenyam

retak di wajah tanah
rapuh akar
kering lumut lama tak bertemu siram
simpang siur kabar musim
runyam
terasa hanya menambah suram
menantang lenguh suara ternak nyatakan dendam

di sini, naung di bawah atap
tari jemari atas meja
coba melukis wajah musim dengan kata-kata
berteman harap juga pinta
: turun hujan, turunlah segera

Bengkulu, 24 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline