Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Berhentilah Sejenak

Diperbarui: 24 Oktober 2019   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berhentilah sejenak. Gelap malam sudah menyediakan persinggahan untuk kita merebah badan. Pejam mata. Angin diam, nyaris. Alam beri ruang pada raga hilang jaga. Hilang segala penat hari yang sempat terbawa. 

Berhentilah sejenak. Besok masih ada, mungkin. Tiada siapa dapat menduga pasti.  Cerita lain.  Lebih banyak kelakar nyatakan ingin. Mesti pegang hati lebih genggam dari kemarin. Bukan main. Siapkan diri sesiap mungkin. Jaga kompas. Biar tak tersasar jauh hempas.

Berhentilah sejenak. Sempatkan pula diri bermanja pada pemilik segala hendak. Tunduk menghamba. Tengadah tangan sampaikan pintar. Biar terpelihara setiap tingkah. Biar jauh segala bala. Biar bijak setiap pijak setiap ayunan langkah. 

Berhentilah sejenak. Jangan beri sempat pada nafsu berdalih masih kata mendesak. Jaga tindak. Awas langkah. Jauhkan sesal hati di hari depan ratapan hanya. 

Berhentilah sejenak. Berhentilah, bukan paksa. 

Bengkulu, 24 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline