Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Memujuk Rawan Hati

Diperbarui: 12 Oktober 2017   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

merangkai dendang bersahut kini
memujuk rawan hati
di kata terpilih
berseling alun ejaan lirih

kekasih jauh
masih, bermain gurauan rindu
di lalu waktu
angan berpijak di titik temu

menuntut jumpa tiada henti
masa berganti
menua pada musim beralih
enggan berlari

tiada pula luput terkeluh
bersama dedaun luruh
cemaskan layu
pepucuk tunas junjungan mau

lagi, merangkai dendang bersahut kini
memujuk rawan hati

Bengkulu, 12 Oktober 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline