Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Puisi | Rohingya, Wajah-wajah Duka

Diperbarui: 8 September 2017   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kapal terdampar | Foto: Pixabay - LaughingRaven

terapung di lautan bukan dipinta
berpayung harap tercabik
beralas cemas membentang rapuh
terhempas gelombang ketidakadilan tiada kesudahan
dihantui pula angin buas jauh seberang

Rohingya..

terhimpit riak dendam tertahan
mencari huluran tangan-tangan berkasih
sudi terkembang
dari pulau-pulau negeri jiran
mau tak mau menepis segala malu lekat di badan

bukan sehari dua
disindir desir ketidakpastian masa
tetap menjadi warga perahu
ataukah ada daratan kan sudi menerima
memberi ruang hangatkan rasa

wajah-wajah duka, air mata tertumpah
isak sesak dan doa-doa
menghiasi setiap perjalanan mencari suaka
melepas dekap tanah lahir
terusir oleh wajah kebencian dengan sebab yang entah

Rohingya..

aroma dan hangat tanah daratan itulah
kini menjadi cita

Bengkulu, 07 September 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline