Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Bait Kemarau

Diperbarui: 9 Maret 2017   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terang cahaya menegaskan bayang
hawa panas menyemai ranggas
menebar debu
pada bentang-bentang laman
juga jalan nyaris seluruh

daun-daun perlahan layu
kering menguning
dan jatuh
lebur ke tanah tandus
harap menjadi humus

lenguh ternak mencari rindang
hijau peneduh
tahankan sengatan haus
sedikit enggan merumput jauh
berkeliling hanya di tepian kandang

sungai perlahan surut
rawa susut
tanah cekungan hilang genang
liar geliat ikan di air keruh
berebut mencari lubuk berdasar dalam

oi, inilah baitku bait kemarau
yang kini ada mulai menjangkau
ungkapan pikir
dan rasa galau di hati pekau
berasa ada kacau balau

Bengkulu, 9 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline