Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Panggung Cerita Kota

Diperbarui: 6 Maret 2017   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

panas  terik menganga
lampu merah
asap nakal besi-besi tua
adalah warna suasana
yang terasa sah-sah saja
di sini di jalanan kota

begitu aku rasa
mungkin rasaku saja
dan kita
entah siapapun jua
tak akan urung berjumpa
pun mungkin sesekali hanya

tapi yang satu ini, saudara
aku rasa
mungkin masih rasaku saja
sungguh, tidak seharusnya ada
di sini
atau di manapun juga:
kaki-kaki belia
tangan-tangan kecil sedikit tenaga
wajah-wajah yang belum mengenal dosa
mungkin baru lima hingga tujuh tahun tercipta

ya, tak seharusnya mereka ada
jadi pelengkap suasana
yang aku sendiri tak tahu pengungkapannya
dan ini, ruas-ruas persimpangan
berarus deras kendara
tak seharusnya menjadi tempat bagi mereka
berjuang menyambung nyawa
yang entah akan bertahan berapa lama

sekali lagi, saudara
panas terik menganga
lampu merah
asap nakal besi-besi tua
menjadi panggung cerita kota
yang entah bila akan bersudah
dengan ending
yang yak akan pernah dapat kita duga

Bengkulu, 6 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline