Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Lengkung Kail Saksi Sejarah

Diperbarui: 17 Oktober 2016   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: kewisata.com

bila petang telah menempati ruangnya
udara dingin perlahan mulai merambah
melumuri hari
hingga ke setiap sudutnya. hampir
duduk sendiri seorang pemancing tua
di pinggir sungai
yang ada semakin keruh dari masa ke masa

sebatang tegek di genggaman
dengan sebuah pengharapan
menanti sambaran
ikan yang mungkin masih ada
tertarik mendekati umpan pada kailnya
pun suka tak suka harus menunggu lama

berembus angin mengusap wajahnya
tenang senantiasa
dengan kesabaran yang enggan terpatah
tetap yakin seyakin-yakinnya
pada Tuhan Maha Pemurah
tak akan pernah lupa memberi rezeki pada hamba-Nya

lalu waktu tiada dirasa
seruan adzan segera akan bergema
bersegera pemancing tua mengemasi perbekalannya
juga ikan tangkapan yang ada hanya beberapa ekor saja
tapi dirasa sudah cukup untuk lauk makannya
buah ikhtiar haruslah tetap disyukuri tanpa keluh kesah

ya, bila petang telah menampakkan ruangnya
udara dingin perlahan mulai merambah
selengkung kail menjadi saksi sejarah
kesahajaan
kesabaran dan keikhlasan hati seorang hamba
berpadu ikhtiar dan doa-doa

Bengkulu, 17 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline