Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Kaulah Itu, Pena

Diperbarui: 10 Oktober 2016   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kaulah itu, Pena
yang tak pernah kering alirkan tinta
melarung kata
kata bertuah bijak sahaja
dalam rangkaian bait menjaring makna

tajam matamu menangkap sebab atas semesta
mengungkap gejala
di segala diam segala geraknya
tanpa dusta
katamu, tonggak kejujuran itulah pegangan jiwa

tiada menunggu kata meminta
ikhlas hati berbagi pada sesama
mencurah rasa
mengisi ruang-ruang hampa
memberi sejuk padang-padang jiwa terpapar gerah

jauh angkuh, jauh segala jemawa
hadir menyentuh sesama
sama rata
tiada pandang pada siapa
patahkan saja tangga pengkasta

kaulah itu, Pena
yang tak pernah kering alirkan tinta
hingga tertutup mata
di muara akhir segala kisah
kembali pada-Nya

kan terkenang dan dikenang jua

Bengkulu, 10 Oktober 2016
teruntuk para penyair atau pujangga
dan para penulis semua
yang telah berjasa, berjuang dengan kata (pena)
untuk kemerdekaan, keutuhan dan kejayaan Bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline