wahai penyair, jiwa tempat kata-kata mengalir
ajari aku, ajari mengeja deras alir kata-katamu
yang berhulu dari akal budi dan hati nurani
yang selalu kau jaga kebeningannya dengan sungguh
ajari aku, ajari menangkap setiap makna yang tersembunyi
yang diam-diam berenang di arus deras kata-katamu
kata yang tiada mudah untuk aku mengerti
pun mungkin hanya sedikit sekedar menyela waktu
ajari aku, ajari pula merangkai indahnya diksi
serupa pohon berdaun hijau yang lebat meneduh
yang berakar dalam dan kukuh berdiri
di setiap tepian rasa jua pesisir kalbu
ajarilah, dan aku di sini duduk menunggu masih
untuk mendengar setiap tutur ajar petuah bijakmu
yang terang bersarang di dasar terdalam hati
dan tergambar pada setiap ucap dan tingkah laku
ajarilah, inilah kata pintaku berharap pasti
padamu, tanpa rasa malu pula tanpa meragu
tiada pula akan memaksa tapi
hanya berharap penuh luang waktumu kalau kau mau
Bengkulu, 29 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H