Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Angin Petang Itu, Saudara

Diperbarui: 20 September 2016   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

angin berembus kencang
petang itu
teramat
di bidang halaman
berputar
menerbangkan daun-daun gugur
terserak terpencar

aroma basah menyeruak
merebak sesak
dari awan-awan lindap
berarak
berundak-undak
mencipta cekam
gelap pandang hilang bayang
menghitam

roda-roda kendara
seakan berlomba
mempercepat lajunya
menuju arah
tergesa-gesa
dikejar bayang-bayang hujan
teramat lebat
mungkin akan segera tiba

dan aku seperti biasa
hanya bisa berdiam saja
coba membaca tanda
di beranda
menanti setiap kemungkinan
yang ada
akan segera tiba

ada harap cemas dalam dada
membaur begitu rupa
dan hati bisikkan do'a
semoga permainan alam
tetap terjaga pada kewajarannya
berpihak masih pada semua
yang ada bernaung di dalamnya

ya, angin berembus kencang
petang itu
di sini di tempatku, saudara

Bengkulu, 20 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline