Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Bersabarlah, Wahai Sang Pena

Diperbarui: 24 April 2016   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Photo arsip pribadi"][/caption]

Bersabarlah dan bersabarlah

bila kata-kata yang kau gubah
tak lebih dianggap hanya sebatas sampah
maka biarkan saja dia lapuk membusuk
hingga melebur satu dengan tanah lahan petuah
biar menjadi humus penyubur bagi pepohonan dan bunga
di halaman-halaman jiwa yang merindu kata merdeka
dan kebebasan yang sebenar-benarnya

bersabarlah dan bersabarlah

bila bait-bait semaian tinta
hanya dianggap sebagai hama yang berbahaya
maka biarkan saja dia terus melata
menggerogoti pohon dan akar-akar lebat angkara
yang terlanjur subur di ladang-ladang jiwa
jiwa yang alpa dengan kepentingannya
dan hilang rasa cinta dan kasih pada sesama

bersabarlah dan bersabarlah

bila aksara yang kau bina
dinilai sebagai pembawa bencana
maka biarkan dia menjadi saksi dan bukti nyata
bagi setiap gejala
setiap kejadian dari sebab-sebab yang ada
hingga tersadar setiap mata yang menatap penuh curiga
dan selalu merasa diri benar segala-galanya

ya, bersabarlah dan bersabarlah

bila telah tunai segala usaha
berpegang teguhlah pada keyakinan yang ada
maka kaupun akan menemukan hal yang sama
saat Tuhan menunjukkan kebenaran yang sebenar-benarnya
bersama mereka yang selalu terburu-buru melontar bantah
di akhir penutup segala cerita

sekali lagi, bersabarlah dan bersabarlah
wahai sang pena

Bengkulu, 24 April 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline