Kulihat Alam Mewarna Kelam
21 September 2015 18:54 |
Diperbarui: 21 September 2015 18:54
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
sumber gambar: news.liputan6.com
-
kulihat alam lagi mewarna kelam tapi bukanlah mendung kawan hanya kabut rata melingkup hamparan di udara pekat membatas jarak pandangan hilang seri, hilang warna-warni berganti buram bubung asap melengkap gumpal serupa awan di kurun waktu siang dan juga malam dan abu berundak debu kini pula nyelimut hijau daunan aih, aih, belum usai terkesai pikiran kawan kulihat pula retak tanah rekah seluas lahan memecah benih asa hancur perlahan hingga tak urung rindu bertanam harus tahankan tak ada lagi taman hiasan laman kuning kecoklatan itulah warna dominan pepucuk layu dan kerontang kayu membingkai jalan sepanjang lenggang langkah kaki terseok tertahan ya, kulihat alam lagi mewarna kelam sulaman musim kata tetapan tiada tertebak pun dengan ragam ramalan bertemu pula tingkah serakah tangan tak kenal pantangan Bengkulu, 21 September 2015