belum usai terurai duka sinabung
gelegak si kawah kelud jua kini menyambung
hadirkan cerita pilu berbalut kabung
pada harap cemas hati insani kalut dan bingung
sungguh, hampir tiada jeda waktu menikung
hingga tak elak rasa jiwa terkungkung
coba berdiri fikir dan hati ‘kan segera limbung
hilang senyum hilang segala manisnya lengkung
o... tiada hitung tercabut pasak segala bendung
buyarkan isi buncah membumbung ke langit agung
gugur mengguyur serupa hujan lava dan abu di segala lingkung
segala penjuru segala sudut rata terkepung
amarah gunung tunaikan titah segala agung
hilangkan seri hilangkan wangi sejauh hitung
kejutkan nadi guncangkan raga merapuh terasa canggung
terkalang kabut melangkah kaki mencari lindung
ya, kini tragedi si pasak bumi tak tanggung-tanggung
ingatkan diri hanyalah debu kecil mengapung
di muka bumi dalam genggaman Segala Junjung
tiada daya habis kuasa membuat apa sebagai bendung
lagi, belum usai terurai duka sinabung
gelegak si kawah kelud jua kini menyambung
hadirkan cerita pilu berbalut kabung
pada harap cemas hati insani kalut dan bingung
Bengkulu, 14 Rabi'ul Akhir 1435 H
Gambar : Edit
Sumber : www.dw.de dan www.semprotin.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H