Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Maaf Tuan dan Nyonya, Maafkan Hamba

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

maaf tuan dan nyonya
maafkan hamba
ini bait cukuplah hanya untuk hamba saja
tidak ada lagi untuk tuan dan juga nyonya
tidak, pun hanya sebaris saja

sebab hamba tahu sedari lama
sekalipun ada nantinya untuk tuan dan nyonya
tuan dan nyonya tak akan pernah sudi menerimanya
apa lagi untuk membaca
pun mungkin hanya sepatah kata

ya, ini bait cukuplah hanya untuk hamba saja
kalau ada manfaatnya
maka biarkan manfaat itu hanya untuk hamba
kalau ada nasihat di dalamnya
biarlah untuk menasihati diri hamba saja

dan kalau ada hujat di dalamnya
biarlah untuk menghujat diri hamba yang sering lupa
sering pandir dalam berkata pula bertingkah
dan hamba yakinkan dalam diri hamba
tak akan lagi ini bait pun hanya menggamit tuan dan nyonya

jadi, sekali lagi
maaf tuan dan nyonya
maafkan hamba
ini bait benar-benar tak ada lagi untuk tuan dan nyonya
tidak, pun hanya sebuah "ah"

hamba sepenuh sadar hamba berasal dari kasta jelata
yang tiada hak untuk angkat suara
pun hanya menyapa tuan dan juga nyonya
di sana
di balik dinding-dinding megah istana

Bengkulu, 15 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline