Lihat ke Halaman Asli

Jansori Andesta

TERVERIFIKASI

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Akhirnya Aku Hanyalah Sebatang Pena

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1423772694591791533

sumber gambar: azamrussiakita.blogspot.com

dan akhirnya aku hanyalah sebatang pena
yang renta, yang lupa di mana harus tuangkan tinta
yang berebut hendak keluar
bersama deretan kata-kata purba
dan tiada tahu lagi apa hendak dimakna

begitu berkata aku pada diri
di altar perenungan yang sedari lama bernama sunyi
tanpa suara huni pasti
hanya rasa dan fikirku sendiri
bertemu, berbagi isi dan berdiskusi

bukan mengajak diri patahkan hati putuskan asa
bukan saudara
hanya mengajak lakukan segera
apa yang tertera di jiwa dan jadi rencana
tanpa gegabah tanpa terburu kala melangkah jua bertingkah

sebab aku telah tahu pasti
masa jaya kaki berdiri akan mungkin berlalu pergi
tanpa ada kata permisi
tanpa ucap pamit itu dan ini
hingga ke jauhan yang tiada akan dapat ditemui

dan bukankah telah pula kita sepakati bersama
menunda jua mengulur waktu melangkah
hanya akan suguhkan penyesalan tiada guna
sebagai menu utama di meja jiwa
yang kian merapuh di bentang ruang masa

sekali lagi, berkata aku pada diri
di altar perenungan yang sedari lama bernama sunyi

Begkulu, 130215 dini hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline