Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Komunikasi dalam Human & Public Relation

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Nama: Jamaluddin Herza

NIM: 2013210053

Prodi: Ilmu Administrsi Negara

Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perguruan Tinggi: Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang

ELEKTABILITAS KOMUNIKATOR DALAM BERETORIKA

Apakah setiap orang mempunyai kemampuan untuk berbicarasecara efektif? apakah setiap orang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan ide-idecemerlangnya ? Apakah setiap orang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan segala aspirasinya? Dan yang terpenting, apakah setiap pembicaraan bisa mempengaruhi komunikan sesuai yang diharapkan komunikator? Kira-kira seperti itulah pertnyaan-pertanyaan yang harus diperhatikandalam berkomunikasi.

Seperti yang diketahui bersama bahwa komunikasi mempunyai beberapa fungsi dan beberapa tujuan. Tentunya hal ini menjadi bahan pertimbangan pertama yang dimiliki setiap orang dalam pembicaraannya.

A.Fungsikomunikasi

ØTo inform (memberikan informasi)

ØTo educate (memberikan pendidika)

ØToentertaiment (memberikan hiburan)

B.Tujuan komunikasi

Tujuan komunikasi ini merupakan target yang ingin dicapai oleh pembicara setelah melakukan interaksi dengan komunikan. Tentunya komunikator dan komunikan seharusnya dapat memngetahui efek-efek dari pembicaraan. Karena jika hal ini tidak diperhatikan, maka esensi dari pembicaraan sulit untuk didapat. Pada dasarnya, tujuan ini merupakan pengaruh yang dilakukan oleh komunikan terhadap pendengarnya. Adapun tujuan mempengaruhi komunikan oleh komunikator meliputi beberapa hal berikut :

ØKognitif (pengetahuan)

ØAfektif (sikap)

Øprilaku

Jadi, agar tujuan dan fungsi komunikasi tercapai, maka perlu pengetahuan baru untuk melahirkan kepercayaan komunikan. Karena,Membangun kepercayaan dan menciptakan pengaruh yang tinggi terhadap komunikan merupakan hal yang sulit dilkakuan. Karena biasanya komunikan hanya mendengarkan pas komunikator berbicara, dan setelah itu efek pembicaraan tidak dapat teraplikasikan. Sebagai pembicara handal sebabaiknya memperhatikan hal-hal dibawah ini sebelum berbicara. Yaitu :

·Apa isi pembicaraan?

·Bagaimana gaya pembicaraan?

·Mengapa berbicara demikian?

·Untuk apa berbicara demikian?

·Dengan siapa berbicara?

·Dimana pembicaraan berlangsung?

·Apa yang diharapkan dari orang yang diajak bicara?

Sadar atau tidak disaat orang sedang berbicara sebenarnya hal-hal diatas itulah yang tengah terjadi dalam pembicaraan. Oleh karenanaya, untuk menilai apakah pembicaraan seseorang itu bernilai apa tidak, bermanfaat atau tidak, cerdas atau tidak, dan yang paling penting lagi, berpengaruh apa tidak kepada pendengarnya. Maka dari itu, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan ilmu pengetahuan serta pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan komunikasi. Sebagai komonikator yang baik harus pintar-pintar mengolah pembicaraan sehingga dapat diterima oleh komunikan dengan baik pula.Dalam tulisan ini, saya lebih cenderung menyajikan pengetahuan komunikasi verbal. Yaitu komunikasi dalam bentuk lisan (pembicaraan). Maka dari itu saya akan mengulas prinsip-prinsip berbicarasupaya melahirkan “ELEKTABILITAS KOMUNIKATOR DALAM BERETORIKA”.

Dengan mempelajari serta merealisasikan prinsip-prinsip berbicara ini, maka seseorang akan menemui titik ahir yang sesuai dengan harapan. Yakni akan melahirkan pengaruh yang tinggi terhadap komunikan baik itu untuk merubah prilaku, memberikan pengetahuan, bahkan hanya menghibur saja. Adapun prinsip-prinsip berbicara tersebut adalah sebagai berikut :

a.Prinsip Keindahan

Prinsip pertama yang perlu dilakukan adalah prinsip keindahan. Yakni keindahan dalan menyusun kata-kata ataupun kalimat.Bagaimana caranya untk mengetahui kata-kata atau kalimat itu sudah termasuk dalam kategori indah?? Jika pertanyaan ini muncul dalam benak kita masing-masing, maka yang perlu dilakukan adalah banyak-banyaklah membaca sastra atapun mendengarkan syair-syair karya seniman. Karna hal tersebut sudah teruji dan diakui oleh banyak orang bahwa karyakarya tersebut mengandung unsure keindahan. Dan biasanya prinsip keindahan ini bisa karang oleh orang yang sedang mengalai rasa cinta, kerinduan, kesedihan, bahkan kebencian.bacalah contoh berikut ini.

“cahaya gadis itu benar-benar mempesona, jikalau matahari tidak terbit, cukuplah wajah layla yang menggantikan sinarnya. Bila remblan enggan datang di malam hari, kelembutan wajah layla sudah cukup untuk menyejukkan bumi”. (Syekh Nizami, Layla Majnun).

b. Prisnsip Efektifitas

prinsip yang kedua ini dalam pembicaraan adalah prinsip efektifitas. Tapi sebelum melangkah lebih jauh kita harus memahami arti dari efektifitas itu sendiri. Efektifitas dalam kamus berasal dari kata efek. Efektifitas berarti memiliki efek, mempunyai efek, atau menghendaki efek. Atau lebih jelasnya, efektifitas berarti memiliki tujuan. Maka dikatakan, usaha akan efektif jika usaha tersebut mencapai tujuan. Begitupun sebaliknya dalam ilmu komunikasi, komunikasi dikatakan efektif jika mencapai tujuan, atau bisa mempengaruhi komunikan. Bahasa atau pembicaraan yang efektif adalah pembicaraanyang tidak memboroskan kata-kata, tidak mengobral kata-kata, dan tidak menyia-nyiakan kata-kata.

c.Prinsip Kecermatan

Prinsip ketiga ini adalah kecermatan seseorang dalam memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan aturan bahasa yang baik yang benar. Kata-kata yang dikeluarkan tidak asal-asalan, tidak asal ngomong, melainkan sudah benar-benar sesuai dengan arti yang sesungguhnya.Jika kita berbicara, maka kita harus berusaha menghindari kata-kata yang salah. Kita tidak perlu berlagak menggunakan kata-kata keren, intelek, asing dan lain sebagainya agar dinilai pendengar bahwa kita hebat. Padahal tidak tahu betul makna dan hakikat dari kata-kata yang digunakan.

d.Prinsip Kebenaran

Prinsip ini merupakan prinsip pembicaraan yang terahir. Prinsip kebenaran ini merupakan prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi apalagi dihilangkan. Semua ucapan, semua kata-kata, semua kalimat, atau semua pembicaraan yang keluar dalam setiap mulut kita tidak boleh keluar dari prinsip yang terahir ini. Dan memang seharusnya hal ini menjadi bahan pertimbangan yang sangat mendasar. Karna jika tidak, maka sudah dapat kita bayangkan jika dalam pembicaraan kita terdapat unsur kebohongan.

`mungkin itu saja sedikit ilmu yang dapat saya bagi kepada pembaca. Tapi saya yakin jika prinsip-prinsip diatas dipraktekkan kita akan menjadi komunikator yang berwibawa. amien




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline