Lihat ke Halaman Asli

Stop Mengeluh dalam Hidup

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah mengapa tak tahan rasanya saya mendengar orang-orang yang terlalu mengeluh. Saya tau, tak ada orang yang tak pernah mengeluh, tapi apa iya setiap masalah harus kita keluhkan. Salah satu objek dari tulisan saya ini adalahteman saya sendiri yang selalu saja mengeluh, ini mengeluh, itu mengeluh, sedikit sedikit beginilah, sedikit sedikit begitulah. Bukannya saya mau so' perfeck dan bukannya saya tidak pernah mengeluh tapi rasanya tidak harus sesering itu. Rasanya saraf saya benar-benar tidak bisa lagi menerima rangsangan suara dari orang yang sangat sering mengeluh, sepertinya suara itu ingin langsung saya buang jauh-jauh sebelum merasuk ke dalam pikiran saya.

Saya teringat dengan kata bijak seorang Michael Bernard Beckwith dalam buku "THE SECRET" Jika Anda mengeluh, hukum tarik-menarik akan mendatangkan lebih banyak situasi yang Anda keluhkan ke dalam hidup Anda. Jika Anda mendengar seseorang mengeluh dan Anda berfokus pada hal itu, bersimpati kepadanya, menyetujuinya, saat itu juga Anda menarik lebih banyak situasi kepada diri Anda sendiri untuk mengeluh.

Dari sini lah saya belajar untuk tidak selalu mengeluh dan selama saya menyadari dan mengusahakannya dan saya rasa tidak ada yang sulit. Dan hal ini sudah saya beritahukan kepada Miss X tadi, tapi tetap saja dia selalu mengeluh dan mengeluh, masalah kecil pun yang tidak pantas untuk dikeluhkan, dia keluhkan.

Karena takut menyinggung perasaannya ketika dia mengeluh, lebih baik segera ku alihkan pembicaraan settiap kali dia mengeluh, kucoba untuk tidak merespon keluhan itu secara halus, dan terkadang saya harus pergi meninggalkannya seolah-olah ada sesuatu yang harus segera saya selesaikan. Bukannya saya tidak peduli, karna dia adalah sahabat baik saya, tapi saya hanya benar-benar muak dengan semua keluhannya. Padahal kalo dipikir-pikir, masalah yang dia keluhkan itu sangat lah kecil dan bisa diselesaikan tanpa berkata sepatah kata pun.

Lapar, mengeluh. Cape', mengeluh. Habis kerja ini, mengeluh. Ada masalah kecil di kampus, mengeluh. Saya tidak bermaksud untuk menggosipkan teman saya ini. Tapi setidaknya dengan postingan saya ini orang-orang bisa menyadari bahwa ketika kita sering mengeluh banyak orang-orang di sekitar kita yang mungkin muak dengan keluhan-keluhan kita. Dan itu memang kenyataannya, bukan hanya saya yang merasa jengkel dengan keluhan-keluhan miss x. Beberapa orang yang lain pun mengatakan yang sama. Dan katanya kalo ini anak terus-terus kita biarkan seperti ini tidak akan pernah keluhan akan berakhir dalam dirinya. Mungkin kita bisa mencoba meminimalisir keluhan-keluhannya. Mungkin dengan tidak membiarkan satu pun keluhan berhasil dia ucapkan. Jangan merespon keluhan itu atau setidaknya respon seadanya agar tidak menimbulkan keluhan-keluhan lain. Atau menghiburnya setiap kali bertemu dengan pelaku, karena orang-orang seperti itu sudah terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa sedang diliputi banyak masalah. Sudah sering saya amati teman saya, setiap kali ada keluhan pasti dibarengi dengan raut wajah memelas, menghela nafas panjang, dan paling sering berkata "we kodong kenapa begini"atau "stresskuuuu gini gini gini". Sepertinya teman saya yang satu ini adalah pecandu keluhan stadium akhir.

Kalo tidak segera di tangani takutnya dia malah tidak bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup.

"hidup itu dibawa santai seperti di pantai, slow kaya di pulau."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline