Lihat ke Halaman Asli

Ketika Wanita Sakit Hati (Bukan Sirosis atau Hepatitis)

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejatinya seorang wanita merekalah yang pandai menyimpan perasaan dirinya sendiri. Meski tak sedikit pula yang pandai menjaga perasaan orang lain. Seorang wanita tentunya akan selalu berhati - hati menjaga perkataannya, perbuatannya, bahkan untuk pikirannya pun ia selalu menjaga agar segalany masih dalam lintasan yang benar (Kereta api kalee pake lintasan).

Tak jarang, seorang wanita berbohong kepada orang lain tentang perasaannya yang tengah dirasakan. Kalau ditanya "kamu baik - baik saja?" seorang wanita pasti akan menjawab dengan senyum tipis dan berkata "aku baik - baik saja" padahal sebenarnya mungkin banyak yang sedang iarasakan dan ia pikirkan. Bisa saja dalam keadaan kurang baik. bahkan sakit. (Pengalaman pribadi ini)

Saya pribadi adalah orang yang periang, bersemangat dalam melakukan sesuatu, suppel, suka kegiatan (suka sok sibuk maksudnya), aktif nan produktif lah.. (memuji diri). Tapi siapa sangka, jika seorang yang slalu riang dan aktif ternyata bisa juga sakit hati? (Hahahahaa..)  . Apalagi seorang wanita yang pendiam, kalem, ga banyak bicara dan ga banyak kesibukan. Bukankah ia lebih mudah sakit hati....?

Sejatinya wanita, ketika orang lain membuat dirinya merasa tersakiti, baik dari perkataan maupun perbuatan. Awalnya ia akan tetap diam dan bersikap tenang. Mengatur nafasnya, agar emosi tidak pecah, karena survey pengalaman seorang yang hatinya sensitif dan mudah sakit hati,maka ketika ia marah sulit untuk dikendalikan. Bahkan bisa membuat yang lainnya sakit hati. (Nah!)

Maka, jelaslah sudah ketika wanita sakit hati, ia akan diam dan berusaha agar bisa tetap tenang. Bisa berdzikir, mengingat tuhannya yang Maha Memaafkan dan Maha Mengampuni, mengatur nafasnya agar bisa lebih fresh dan lebih terkendali. Dan setelah sakit hati sedikit teratasi ia akan tetap menjaganya, sebelum ia tumpahkan dalam bentuk tulisan seperti catatan harian ataupun diary, bahkan status di jejaring sosial, ataupun curhat (curahan hati) kepada teman terdekat atau keluarganya yang ia rasa paling  bisa mengerti dan memahami.

Selamat Malam Kompasianer, Selamat Beristirahat

Salam Manis dari Saya yang masih terus belajar.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline