Jika dilihat rekam jejak keikutsertaannya di dalam tim PSM atau pun nasional, sebenarnya putra Ramang inilah yang digadang-gadang mewarisi ayahnya. Selain dekat dengan sang ayah, Anwar juga kerap diikutkan ayahnya ke beberapa daerah. Anwar ketika usia remaja terbiasa menyaksikan ayahnya berlaga dari pinggir lapangan.
Saat usianya merangkak memasuki remaja tanggung, bersama Ronny Pattinasarani dan Yopie Lumoindong, dia sering menjadi anak gawang. Biasalah, sebelum tim PSM turun, anak-anak gawang inilah yang 'menguasai' lapangan. Hanya mereka tahu diri. Begitu tim yang akan bertanding, mereka langsung minggir tanpa diusir panitia pertandingan.
Pada usia belasan tahun, Anwar dan Rauf malah pernah diajak ayahnya memperkuat kesebelasan PSAD. Ketika itu tim yang dibina TNI AD ini melawat ke Banjarmasin.
Di dalam tim ini ayah dan dua anak ini ikut bermain. Ini juga dibenarkan Keng Wie (Budi Widjaja) yang juga ikut dalam lawatan tersebut. Hampir dapat dikatakan, PSAD yang ke Banjarmasin ini tidak ubahnya tim PSM All Star 'gado-gado'. Ada pemain tua, dan juga pemain muda. Maka, tak heran, kesebelasan yang dihadapi PSAD di Banjarmasin tidak banyak berkutik. Bahkan, PSAD bagaikan menghadapi kesebelasan anak bawang.
Prestasi Anwar, termasuk salah satu dari tim junior PSSI ke Manila pada tahun 1970. Pada saat itulah, kesebelasan nasional didominasi oleh sembilan orang pemain PSM. Donny Pattinasarany dalam pembicaraan singkat melalui telepon 18 Juni 2010 membenarkan data ini, karena kakaknya, Ronny Pattinasarani, almarhum, juga termasuk di antaranya.
Selain Anwar dan Ronny, juga terdapat Saleh Bahang (penjaga gawang), Gaffar Hamzah, Andi Lala, Anwar Hadi, Karno Wahid, dan Mustafa. Prestasi tim junior lumayan juga. Meski kalah atas Birma 0-1 di final, tetapi kekalahan ini merupakan revance atas kekalahan Birma di babak pool, saat ditekuk PSSI 1-0.
Menurut Yopie Lumoindong, pasca trio Suwardi, Ramang, dan Noorsalam, sebenarnya PSM juga memiliki trio pada tim di belakang kesenelasan para pemain legendaris tersebut, yakni ketika PSM diperkuat Anwar dan kawan-kawan. Trio di tim ini adalah Ronny Pattinasarani, Anwar Ramang, dan Gaffar Hamzah. Hanya, mereka tidak cocok. Mereka itu kayak air dan minyak. Tidak bisa menyatu.
''Mereka sebenarnya replika dari trio Ramang, Suwardi, dan Noorsalam,'' kata Yopie.
Anwar yang lahir tahun 1949 memiliki speed dan power. Daya tembaknya pun keras. Ronny adalah pemain stilis.Dia laksana Suwardi Arlan, bisa menarik beberapa pemain lawan, hingga memberi ruang kepada Anwar dan Gaffar beraksi. Gaffar Hamzah sendiri memiliki passing bagus. Juga pengeksekusi bola yang baik.
Dalam berbagai rekaman statistik hasil pertandingan, kaki Gaffar memang tidak sesubur Anwar dalam urusan menggetarkan jala lawan. Tetapi satu prestasi paling hebat diukir Gaffar adalah ketika menjebol gawang Perseba Bangkalan pada menit pertama dari kemenangan 3-1 PSM di Kejuaraan Nasional PSSI 9 Januari 1978 di Stadion Siliwangi Bandung.