Lihat ke Halaman Asli

M.Dahlan Abubakar

Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin

KKN Kebangsaan Sosialisasi Kadarkum di Perbatasan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14101609221538729647

[caption id="attachment_341652" align="alignleft" width="584" caption="Mahasiswa bergambar bersama usai mengikuti Sosialisasi Kardakum yang dilaksanakan Mahasiswa KKN Kebangsaan dari Unhas"][/caption]



Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Universitas Hasanuddin yang bertugas di Pos Desa Bungkang mengadakan Sosialisasi Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) bersama Tim Penggerak PKK Desa Bungkang Kecamatan Sekayam,Minggu, 7 September 2014.

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bungkang Ibu Anita menyampaikan, kegiatan pertemuan oleh Ibu PKK dilaksanakan setiap akhir bulan yang dirangkaikan dengan arisan Ibu PKK Desa Bungkang. Salah satuagendanya, Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum).

‘’ Terima kasih kepada adik-adikmahasiswa KKN Kebangsaan atas kerjasama dan kesediaannya menyampaikan materi pada kegiatan ini,’’ kata Anita.

Hasanuddin Ismail, salah satu mahasiswa KKN Kebangsaan yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin bertindak sebagai pemateri. Dalam pemaparannya disampaikan pentingnya pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Perlindungan Anak.

Setelah penyampaian materi, diadakan sharing seputar kasus hukum yang pernah dan sedang terjadi di Desa Bungkang. Pada kesempatan tersebut, beberapa Ibu PKK menyampaikan bahwa di daerah mereka sering terjadi KDRT, pemuda memakai Narkoba, minum minuman keras dan perjudian.

Mahasiswa KKN Kebangsaan mengajak seluruh masyarakat Desa Bungkang untuk berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi hal tersebut. Peran orang tua sangat penting karena orang tualah yang paling dekat dan mengetahui karakter anaknya. Mari kita selamatkan generasi muda bangsa kita, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi.

Di akhir kegiatan, masyarakat juga berharap agar aspirasi masyarakat perbatasan dapat disampaikan kepada pemerintah. Sebagian besar masyarakat perbatasan belum merasakan kemerdekaan yang seutuhnya bahkan sama sekali tidak merasakan yang namanya kemerdekaan sehingga kebanyakan dari mereka bergantung pada negeri tetangga seperti pemenuhan kebutuhan pokok.

Mereka berprinsip Indonesia di hatiku, Malaysia di perutku. Barang-barang yang dari Malaysia lebih murah daripada barang Indonesia. Oleh karena itu, perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah adalah keharusan yang segera direalisasikan.

Hasanuddin Ismail,

Mahasiswa KKN Kebangsaan Unhas

Melaporkan dari perbatasan Indonesia-Malaysia, Kalbar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline