Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Sulitnya Mencari Kerja, Masifnya PHK Tanpa Lapangan Kerja Baru

Diperbarui: 11 Oktober 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Masifnya PHK. (Sumber: Freepik.com)

Tahun 2024 adalah tahun yang sangat dramatis bagi kehidupan pekerjaan anak saya. Panggil saja anak saya, Anne (bukan nama sebenarnya), seorang milenial yang bekerja di perusahaan startup terkemuka dengan jabatan terakhir sebagai UX Senior Manager.

Di tahun sebelumnya yaitu 2023, Anne sudah mulai merasa aneh karena top manajemen mulai mengurangi atau PHK beberapa karyawan. Alasannya banyak pekerjaan yang "redundant" atau jenis pekerjaan yang sama dikerjakan oleh beberapa orang. Jadi perlu efisiensi.

Tetapi bukan main kagetnya Anne, justru di pertengahan Januari 2024, dia dipanggil oleh supervisor, bahwa dia terkena PHK. Dia hampir tak percaya, bagaikan mendengar petir di siang hari. 

Dalam waktu yang sangat singkat 2 minggu dia harus bereskan semua pekerjaan, dan menyerahkan kepada penggantinya. Juga urusan administrasi pun mulai dibereskan.

Dia tak sendirian terkena PHK, ada ratusan teman di kantornya yang mengalami hal yang sama. Mereka masih terlena dengan rasa galau "kenapa gua kena PHK". Mereka adalah para milenial yang produktif dan menguasai teknologi digital sesuai dengan kemampuannya dan keahliannya.

Dilemanya, teman-temannya mengajak untuk menuntut kepada perusahaan atas beberapa poin misalnya tidak dibayarnya uang cuti, alasan perusahaan layoff adalah kerugian, pemberitahuan layoff yang dianggap mendadak.

Dengan berpikir waras, Anne tak mau menuntut perusahaan karena pasti menuntut berarti harus punya lawyer dan bukti-bukti yang sah. Waktu akan terbuang habis untuk mengurus tuntutan kepada perusahaan.

Akhirnya dia "move-on", mencari pekerjaan baru dari berbagai sumber baik dengan agresif sekali. Sementara teman-temannya, merasa yakin, bahwa mereka harus menuntut perusahaan karena haknya tak terpenuhi. Mereka anggap masih mencukupi banyak pesangon selama mereka tak bekerja.

Dengan network yang luas (setelah satu bulan tak bekerja), Anne dapat pekerjaan baru di start-up yang sudah berjalan lancar, posisi yang sama.

Tidak mudah untuk melaluinya, ada proses interview yang berkali-kali. Ada mini proyek sebagai bukti kemampuan Anne atas pekerjaan baru yang harus dilakukan. Meskipun Anne bisa lakukan dengan baik. Tapi masih panjang proses interview dengan tiga atasan yang cukup "tough".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline