Dunia startup Indonesia, perjalanan dan dan pendirian hingga mencapai status decacorn atau unicorn tidaklah mudah. Proses panjang melibatkan berbagai tantangan harus diatasi oleh para pendiri, mulai dari pencairan modal awal hingga akhirnya melakukan penawaran umum perdana (IPO).
Namun, ironisnya banyak pendiri memilih untuk mundur dari perusahaan mereka saat mencapai puncak kesuksesan perusahaan.
Sebagai contoh, William Tanuwijaya sebagai co-founder dan co-chairman GoTO, (setelah merger antara Tokopedia dan Gojek) telah bekerja keras untuk mendirikan dan menjabat sebagai CEO Tokopedia pada Agustus 2009-Maret 2023 dan melanjutkan sebagai co-founder dan co-chairman GoTO dari Maret 2023-Juni 2024.
Sayangnya sejak Perusahaan GoTo go "public" dan melantai di Bursa Efek Indonesia, namanya "hilang".
Pendiri Gojek adalah Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran. Yang pertama kali mundur adalah Moran.
Moran bergabung dengan Gojek tahun 2010 dan mengundurkan diri pada tahun 2016. Posisi terakhirnya adalah Brand Director.
Tentu untuk Nadiem Makarim kasusnya agak berbeda karena Nadiem keluar dari Gojek karena diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tahun 2019.
Namun, ada satu nama yaitu Kevin Aluwi yang merupakan co-founder Gojek, juga mundur dari jajaran tertinggi pimpinan GoTo, terakhir menjadi venture partner di Lightspeed.
Fenomena yang sama terjadi di Bukalapak. Achmad Zaky, salah satu Bukalapak juga mundur dari Bukalapak setelah menjabat sebagai CEO selama hampir 1,5 tahun, jelang Bukalapak menawarkan saham perdananya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh pendiri Bukalapak lainnya, Muhammad Fajrin Rasyid, beliau juga ikut mundur dan akhirnya berlabuh di Telkom Indonesia sebagai Director of Digital Business dari Juni 2020 hingga sekarang.