Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay , dipanggil Nono, anak berusia 8 tahun . Tinggal di keluarga yang sangat sederhana, ayahnya, Raflim Meo Tnunai buruh bangunan dari Provinsi NTT , sedangkan ibunya , Nuryati Seran,seorang guru kontrak di SD Inpres Buraen 2, dia anak bungsu dari tiga bersaudara.
Tempat tinggal dan fasilitas belajar yang sederhana dan tak memadai. Tempat tinggal terpencil dari pusat kota, jarak rumah puluh kilometer dari kota Kupang, ibukota PRovinsi NTT.
Saat ini, Nono sedang menempuh pendidikan kelas 2 di Sekolah Dasar Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT.
Baca juga: Menu Spesial Menyenangkan Lidah Saat Ramadan
Sejak masa kecilnya , dia adalah anak yang super aktif bermain bersama teman-temanya. Ibunya sangat disiplin membimbingnya dalam membaca dan menulis. Dari kanak-kanak, Nono menunjukkan kepiawaiannya.
Menginjak di PAUD dia sudah bisa membaca dan menulis. Dia ingin belajar bahasa inggris. Dalam keterbatasan ekonomi, ibunya selalu mengusahakan agar Nono bisa masuk ke kursus bahasa Inggrist tiap hari minggu.
Dukungan Nuryati ini sangat besar, dia ingin anaknya dapat mencapai prestasi tertinggi seperti yagn dicita-citakan.in
Bocah genius ini telah punya cita-cita tinggi. Impiannya menjadi seperti Elon Musk, ingin menciptakan mobil,pesawat, kereta dan kapal yang dapat membantu masyarakat.
Prestasi yang membanggakan
Suatu prestasi internasionalyang membanggakan diraih oleh seorang anak bernama Nono.
Pada tahun 2021 dia mengikuti suatu Kompetisi Olimpiade Matematika dengan penjujian soal dengan cara listening dan reading dalam bahasa Inggris. Kompetisi ini diprakasai oleh Abacus Brain Gym, sebuah layanan kursus sempoa dan matematika.