Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Anak Muda Lebih Suka Work From Home Ketimbang Work From Office?

Diperbarui: 6 Februari 2023   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Poike/Istock/Getty Images

Beberapa saat yang lalu , Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat kaget dan heran melihat kondisi anak muda yang disebut tidak suka bekerja di kantor.  Bahkan , beliau mengatakan secara jelas bahwa anak muda lebih suka bekerja dir umah orangtua, rumah sendiri alih-alih ke kantor.

Apakah sebenarnya yang terjadi?  Menurut Mira Amir seorang Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, bukan kantor atau tempat yang jadi masalahnya tetapi anak muda sekarang ini bisa bekerja di mana saja.  

Ada faktor kenyamanan yang diinginkan oleh anak muda zaman atau generasi milenial/generasi Z. Hal ini terjadi dua tahun saat terjadi covid-19, anak-anak muda terpaksa bekerja WHF .

Nach, saat akhir tahun dan liburan pekerja telah usai atau selesai , mulailah kegiatan kerja.  Dampaknya kemacetan yang luar biasa .  Menurut Tom Tom Traffic Index, jam macet di jalanan Jakarta terjadi setiap masuk jam kerja , penumpang, orang dan kendaraan mencapai 54 persen, dan pada setiap pulang jam kerja 15:00-21.00 Wib 

Berbagai wacana untuk mengurangi kemacetan mulai dari pengaturan jam masuk kerja,  Electronic Road Pricing (ERP) sampai Work from Home.  Bahkan sampai ada petisi yang meminta  agar Work From Home diberlakukan lagi.


Konsep work from Home (WFH) menjadi model dari beberapa perusahaan saat terjadi covid-19. Adanya  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat sebagian besar pekerja  terpaksa bekerja di rumah.

Nach sekarang PPKM sudah dihapuskan, apakah WFH perlu diberlakukan lagi karena wacana kemacetan traffic di Jakarta?

Ada dua anak milenial, yang  menjadi nara sumber saya tentang bekerja WFH .   Nara sumber yang pertama kebetulan bekerja di suatu start up yang memang perusahaannya telah memberikan flexibilitas untuk karyawan di bidang teknologi . Flexibilitas yang diberikan, bekerja di rumah (hampir 90%) , dan bekerja di kantor (10%).

Bagi pekerja milenial ini dikatakan bahwa ada dampak positif dan negatif bekerja di rumah.   Dampak positif adalah tidak ada biaya transportasi  untuk ke kantor ,  untuk konsumsi makan siang bisa lebih murah dan sehat karena dari ibu yang memasak.    Juga untuk mereka yang telah berkeluarga, dampak positifnya adalah bisa menggunakan waktu bekerja dan keluarga dengan flexible.

Sementara dampak negatif bekerja di rumah adalah tidak bisa konsentrasi jika rumah tidak punya ruang privat untuk bekerja,  terutama bagi mereka yang sudah menikah gangguan dari anak/suami/istri jadi  masalah untuk bisa bekerja.    Dalam bekerja sama dengan tim ,  bekerja di rumah dianggap kurang engagement  dengan tim, meskipun  sudah dioptimalkan dengan zoom, ada hal-hal yang dianggap kurang optimal dalam komunikasi verbal melalui zoom ketimbang bertemu muka langsung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline