Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Ironi Alasan Kebijakan Kenaikan Cukai Hasil Tembakau karena Rakyat Miskin Lebih Memilih Tidak Makan Ketimbang Tidak Merokok

Diperbarui: 6 November 2022   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas/Yuniadhi Agung

Saya sering berpikir praktis bahwa kebutuhan orang miskin adalah kebutuhan pangan, sandang dan papan.   Bagaimana mereka bisa sejahtera apabila mereka tidak bisa memenuhi hidup untuk hal-hal yang dasar saja.

Sayangnya,  pemikiran praktis saya sangat salah karena justru orang miskin di Indonesia itu membeli rokok sebagai kebutuhan nomer dua setelah beras.

Berdasarkan data survey Ekonomi Nasional 2014 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tembakau dan sirih adalah 11,4 persen dari total pengeluaran untuk kebutuhan pangan sehari-hari.  Lebih spesifiknya  konsumsi rokok di rumah tangga perkotaan mencapai 12,21% sementara masyarakat miskin di pedesaan mencapai 11,36%.

Kaget luar biasa ketika saya membaca hasil survey yang menyatakan hal itu.  Mengapa orang miskin justru mau mengeluarkan uangnya untuk membeli rokok yang sebenarnya tak bermanfaat . 

Apakah mereka itu tak mengetahui bahwa merokok itu sangat bahaya?  Merokok itu dapat menyebabkan kematian dan stunting.  

Menyedihkan lagi pelaku dari perokok adalah anak-anak di usia 14-19 tahun ke atas.

Jawaban atas pertanyaan di atas adalah  merokok itu sudah jadi budaya Indonesia yang sulit dihilangangkan.

Inilah budaya merokok yang terus mengakar  public atau warga Indonesia. 

1. Bentuk rasa hormat

Loh kok bisa?  Yach rokok dianggap symbol rasa hormat apabila ada penyelenggaraan kenduri kepada tamu, santri kepada kiai, dan rokok disiapkan untuk peserta rapat di Bina Graha saat era ex Presiden Soeharto.

2. Dianggap kebutuhan rokok

Pokoknya harus ada rokok.  Tidak apa-apa  mengurangi atau tanpa makanan bergizi seperti tempe , tahu sumber protein, yang penting ada rokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline