Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Menanti Kejayaan Harga Apartemen

Diperbarui: 21 Oktober 2022   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi apartment | Sumber: pexels/vecislavas-popa

Ada seorang teman yang ingin menjual apartemen yang berada di lokasi strategis di smart city yang sudah sangat berkembang. Lokasinya benar-benar dekat dengan mall, universitas dan beberapa kantor. Apartemennya itu hanya untuk investasi saja. Dia merasa keberatan dengan biaya IPL yang tinggi tiap bulannya karena tidak ada penyewa.

Sayangnya, teman saya masih mematok harga yang ditawarkan itu masih tinggi sekali. Rupanya teman ini tidak mau rugi, berdasarkan harga pasar seperti sebelum Covid -19.

Ketika saya minta dia listing saja di beberapa perusahaan jual-beli properti. Ternyata harga penjualan apartemen saat ini turun dibandingkan sebelum Covid 19.

Mengapa harga apartemen middle ke atas turun?

Kita masih ingat di tahun 2016 banyak pengembang yang berlomba-lomba untuk membangun apartemen dengan konsep yang berbeda-beda.

Tiap kali ada pameran properti, begitu banyak pengembang memberikan penawaran apartemen yang bekerja sama dengan mitra seperti bank.

Dengan begitu banyak pembangunan apartemen oleh pihak developer, pengembang masih bisa menarik nafas karena pembeli masih tertarik untuk membeli apartemen, baik untuk ditempati maupun untuk investasi. Bahkan untuk menjadi tempat akomodasi karena dekat dengan kantornya.

Jadi meskipun jumlah apartemen begitu banyak, masih terserap oleh pasar. Dengan banyaknya pengembang yang berkonsentrasi apartemen, mereka memiliki forecast hunian apartemen akan jauh lebih baik ketimbang rumah tapak.

Sayangnya, hal ini meleset karena terjadilah Covid-19 selama hampir 2 tahun. Hampir semua kegiatan hanya berada di rumah, apalagi adanya PPKM. Satu per satu orang yang dulunya tinggal di apartemen karena lokasi dekat dengan universitas atau dekat dengan tempat kerja, mulai pulang ke rumah masing-masing.

Akhirnya, jumlah pemasok apartemen lebih besar ketimbang permintaan atau disebut dengan istilah oversupply (lebih banyak pemasok ketimbang penjualan).

Hunian apartemen baik itu primary atau secondary jadi turun drastis. Apartemen primary artinya kepemilikan masih berada di tangan developer, sedangkan apartemen secondary adalah kepemilikan apartemen sudah berada di individu yang membelinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline