Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Presidensi G20 Indonesia 2022 Tingkatkan Keuangan Inklusif Perempuan, Pemuda, Penyandang Disabilitas

Diperbarui: 6 Juli 2022   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BI.go.id disempurnakan dengan canva.com

Pertemuan akbar , pada bulan Nopember 2022 , Presidensi G20 menjadi ajang  pertemuan  internasional di Bali. 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) tergabung dalam kerja sama multilateral. Bayangkan betapa pentingnya pertemuan yang mempresentasikan 60% dari populasi bumi, 75% perdagangan dunia dan 80% PDB dunia. Anggotanya sangat beragam dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman,Kanada, Meksiko,Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki sampai Uni Eropa.

Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah dan memegang presentasi G20 tahun 2022 jadi  momen terpenting. Presidensi G20 diadakan tiap tahun tapi untuk jadi tuan rumah hanya dapat dalam waktu 20 tahun sekali.

Bagi Indonesia penunjukkan presidensi G20, membuktikan prestasi sekaligus kebanggaan kepada dunia luar ditengah pemulihan ekonomi akibat Covid-19.  Indonesia mampu bangkit dan mendukung semua kegiatan Presidensi G20.

Sesuai dengan tema dari presidensi G20, "Recover Together, Recover Stronger", hampir semua negara anggota G20, tidak ada yang terkecuali, terpuruk saat terjadinya Covid- 19. Tiap negara harus mengadakan lockdown selama hampir 2 tahun dan ekonominya pun terpuruk.

Namun, di ditengah keterpurukan ekonomi masing-masing negara itu , para anggota Presidensi G20, saling mendukung pemulihan ekonomi. Untuk negara yang sudah exit ekonomi dari Covid-19  membantu mereka yang masih belum  bisa exit atau masih dalam tahap pemulihan. Setelah pulih, diharapkan mereka saling membantu untuk kelanjutan  kerja sama ekonomi jangka panjang.

5 pilar Presidensi G50 Indonesia 2022:

1.Memperkuat lingkungan kemitraan.

2.Mendorong produktivitas.

3.Meningkatkan ketahanan dan stabilitas.

4.Memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.

5.Kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.

Keuangan Inklusif Bagi Perempuan, Pemuda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline