Seorang anak muda yang satu Angkatan dengan anak saya, penuh dengan semangat tinggi, harapan yang besar ketika dia lulus dengan cum laude dari perguruann tinggi swasta terakreditasi bidang akuntasi .
Dia diterima disebuah perusahaan akuntan publik multinasional. Harapannya jika dia bisa mengembangkan karir sampai di puncak perusahaan besar dalam waktu cepat . Ambisi kuat, dia ingin menjadi seorang certified public accountant dan mendirikan kantor akuntan public sendiri.
Nyatanya dunia kerja tak seindah yang diimpikan. Di tempat kerja dia harus bersaing tinggi dengan para akuntan yang sudah berpengalaman dan punya koneksi dengan mitra dari perusahaannya.
Dia berusaha mencari strategi yang kuat untuk mengalahakan pesaing-pesaing di tempat kerjanya.Tetapi hal ini tak mudah dilakukan. Sistem dan jaringan dari perusahaan sudah terbangun dan terstruktur dengan sangat kuat. Bagi seorang pemula atau orang baru, kokohnya system dan jaringan itu tak mudah dirobohkan. Dia hengkang dengan cita-citanya yang terkubur dan terkikis.
Indonesia negara besar dengan populasi ke empat terbesar di dunia, setelah China,India, Amerika Serikat. Jumlah penduduknya di tahun 2022, sebesar 273 juta orang.
Dari 273 juta orang ini menurut Laporan Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 ,Kementrian PPN dan BPS, dilaporkan jumlah penduduk Indonesia dapat mencapai 318,96 juta pada tahun 2045.
Ternyata dari jumlah 318,96 juta, jumlah penduduk produktifnya (15-64 tahun) mencapai 207,99 juta jiwa. Artinya dominasi penduduk produktif akan menguasai Indonesia di tahun 2045. Kita menyebut generasi produktif 2045 dengan Generasi Emas.
Sisanya adalah jumlah tidka produktif mencapai 110.97 juta . Tidak produktif ini terdiri dari warga yang tidak produktif di atas 65 tahun sebesar 44.99 juta dan usia belum produktif 0-14 tahun sebesar 65.98 juta.
Namun, agak mencengangkan dari jumlah yang produktif itu terdapat angka ketergantungan pada tahun 2045 mencapai 53.35%. Pengertian Angka Ketergantungan adalah 100 penduduk usia produktif harus menanggung beban 54 penduduk usia tidak produktif.
Bonus demografi di tahun 2045 , yang merupakan tahun yang ke-100 "Indonesia Emas", apakah dapat terwujud sesuai harapan kita semua?