Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan Hingga Tujuh Kali, Indonesia Ancang Kuda

Diperbarui: 18 Juni 2022   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung Dewan The Federal Reserve di Washington DC, Amerika Serikat. Foto: AFP/DANIEL SLIM via Kompas.id

Awal bulan Juni yang lalu saya terkejut mendengar mahalnya harga barang-barang konsumsi dan energi, yang dibeli oleh teman saya. Teman saya tinggal di kota Portland, USA menceriterakan kekagetannya kenapa harga barang-barang konsumsi dan energi  itu naik  begitu drastis hampir 8% dari harga semula.

Tadinya saya tak menganggap serius pernyataannya. Mungkin dia sedang lelah dan kesal saja. Namun, justru yang membuat saya kaget ketika saya melihat suatu grafik tentang inflasi di Amerika Serikat mencapai 8,3% di tahun 2022.  Benarkah ini?  Mata saya agak tidak percaya dengan saya lihat.

Sebelumnya The Fed pernah mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun 2022. Namun kenyataannya, The Fed yang dimotori oleh Jerome Jay Powel yang  telah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan yang lalu.

Namun, tiba-tiba pada hari Kamis, tanggal 16 Juni, the Federal Kembali  menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0.50 bps atau sama dengan 0,5 persen, menjadi 1,5-1,75%. Langkah ini dianggap sebagai Langkah strategis , gerak cepat untuk merespon tingginya inflasi di Amerika SErikat.

Kenaikan 75 basis poin merupakan terbesar sejak tahun 1994 dan belum akan berakhir. Sebuah survey dari Fed Dot Plot mengatakan bahwa kebijakan moneter yang dibuat the Fed ini akan menaikkan suku bunga sampai akhir tahun mencapai di angka 3,4%  atau antara 3,25-3.5%

Berbagai analis telah memprediksi the Fed harus merespon hal ini karena harga konsumen (CPI) Amerika Serikat telah melesat sebesar 8,6 persen per tahunan, pada bulan Mei 2022.

Dalam pertemuan selanjutnya,  the Fed tidak akan memperdebatkan soal kenaikan suku bunga acuan ,bahkan menghentikan pertemuannya. Mereka ingin melihat dampak dari kenaikan suku bunga acuan ini terhadap ekonomi domestic maupun global.

Dilematis kebijakan The Fed karena mereka tidak mungkin diam saja melihat inflasi yang begitu tinggi.  Sementara daya beli warga Amerika Serikat sudah turun (gaji tetap tapi harga sudah melambung).   Untuk menekan inflasi pasti harus menaikkan suku bunga acuan.  

Bahkan tren kedepannya,  seorang Ekonom Barclay pun mengatakan bahwa suku bunga acuan akan dinaikkan sebesar 0,75 persen dalam pertemun yang akan datang.

Namun, apakah kenaikan suku bunga acuan itu pasti dapat meredam inflasi tinggi yang ada di Amerika? Sejumlah ekonom pun mengatakan , tidak bisa dijadikan prediksi bahwa kenaikan suku bunga ini akan segera meredam inflasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline