Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Mengapa Perempuan Perlu Investasi?

Diperbarui: 8 Maret 2021   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com

Di zaman kuno atau ada pepatah atau nasehat dari nenek, "tidak baik perempuan bekerja, sebaiknya cukup bekerja di dapur saja, urusan internal".

Sayangnya, wejangan ini tentunya ngga berlaku lagi saat ini. Perempuan sebagai penggerak utama dalam keluarga, atau bagian dari warga yang berpartisipasi dalam pembangunan negara, juga harus punya inisiatif untuk melakukan investasi.

Seorang perempuan perlu kemandirian finansial. Kemandirian finansial itu berarti dia bisa mengatasi kekurangan dana dalam rumah tangganya, dia bisa menggunakan dana untuk kebutuhan dirinya sendiri tanpa harus minta bantuan kepada orang lain baik itu suami, saudara atau teman.

Kemandirian finansial itu sangat bermanfaat saat kita butuh dana yang tidak diprediksi. Contohnya sebagai seorang karyawati, tentunya seorang perempuan sudah punya gaji tetap. Dia dapat menutupi semua biaya hidup dari gajinya. 

Namun, ketika tiba-tiba dia ada terjadi hal-hal tak terduga misalnya ibu yang harus operasi dan tidak punya asuransi yang mengcover dana operasi, maka terpaksa dia harus mengeluarkan dana sendiri. Dari mana dana itu? Tentunya dari dana investasi yang telah berkembang karena adanya dividen, atau kenaikan investasi.

Suatu survei global yang dilakukan oleh Barbara Steward dari CPA Institute, diungkapkan bahwa alasan perempuan berinvestasi adalah untuk mendanai saat pensiun, alasan berikutnya adalah untuk mandiri secara finansial. Bukti yang lainnya secara historis perempuan lebih aktif untuk berinvestasi dibandingkan dengan lelaki.

Menurut Prita Hapsari Ghozie, seorang Finansial Planner, seorang perempuan perlu invstasi adalah untuk membangun nila aset di masa kini untuk masa depan, perempuan punya durasi kerja lebih pendek ketimbang lelaki, perempuan dapat berkontribusi dalam finansial ketika suami kena PHK (pemutusan Hubungan Kerja) atau meninggal secara mendadak. Dikatakan juga perempuan itu punya sifatnya  lebih berhati-hati dalam berinvestasi daripada lelaki.

Bagaimana cara memulai dan kapan bisa memulainya?

Untuk perempuan di negara Indonesia, seorang dapat berinvestasi ketika sudah menginjak usia dewasa, biasanya diidentikan dengan kepemilikan KTP.

Cara memulainya dengan literasi keuangan yang sekarang ini mudah sekali didapatkan dari Financial Planner atau situs-situs keuangan yang kredibel, atau juga bisa belajar dari Bursa Efek yang memberikan literasi tentang saham bagi pemula. 

Hal yang paling penting dalam memulai investasi adalah mengetahui tujuan investasi. Apakah tujuannya untuk pribadi atau keluarga. Jika untuk pribadi, apakah untuk membiayai hidupnya di masa mendatang ketika pensiun datang. Jika untuk keluarga, apakah untuk mendukung biaya keluarga karena pendapatan suami tidak mencukupi.

Langkah selanjutnya adalah mengetahui berapa jumlah investasi yang dapat kita tempatkan baik secara anggran bulanan. Tentunya tiap orang berbeda investasinya, ada yang Rp.100.000, atau Rp.500.000 per bulan, tergantung dari kemampuan kita masing-masing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline