Memasuki bulan-bulan yang berakhir dengan akhiran er seperti September, October, Nopember, Desember jadi suatu momen yang deg-degan . Kenapa mesti khawatir? Mestinya hujan disambut dengan kegembiraan. Ada peralihan suasana dan udara dari panas dan kering ke suasana "gloomy", hujan mengguyur setiap hari.
Di musim penghujan, kegiataan yang biasanya berjalan normal dan lancar terpaksa harus disikapi dengan waspada, siap untuk bawa payung, jas hujan. Apabila hujan keras disertai angin kencang, saat kita sedang berjalan seringkali merasakan guyuran hujan serasa menampar tubuh dan peralatan yang kita bawa.
Hujan tidak bisa diprediksi jam berapa datangnya, tapi begitu langit gelap tak ada matahari muncul, signal itu jadi pertanda saya harus menyiapkan diri untuk cepat-cepat mengambil jemuran yang masih masih belum kering.
Kadang-kadang mengharapkan curah hujan yang keras dan lama itu segera berhenti karena kekhawatiran terjadinya banjir. Loh kok bisa? Yach di sekitar rumah saya ada sungai kecil. Ketika belum memasuki musim hujan, saya sering memperhatikan kondisi sungai itu . Memprihatinkan karena sungai itu dipenuhi dengan beberapa sampah yang dibuang dengan sengaja, lalu rumput-rumput atau lumut liar tumbuh di dasar sungai yang membuat alirannya airnya tak lancar. Seandainya saya kuat untuk membersihkan sungai itu, saya sudah masuk untuk membersihkan ke dalamnnya.
Apakah Kamu Pernah Mengalami Seperti yang Aku Alami?
Saat kuliah dulu, aku kos dekat kampus. Maksudnya untuk mengirit biaya transportasi supaya tidak perlu lagi naik ojek atau bus dan sebagainya. Namun, jarak kos dengan kampus tetap saja tidak dekat sekitar 1 km .
Ketika hujan membasahi bumi, aku pasti sudah siap dengan segala peralatan yang perlu dibawa, payung, jas hujan menutupi dan melindungi tas ranselku.
Namun, tetap saja ternyata air hujan itu bisa mengalir menembus kakiku sehingga sepatuku basah. Sepatuku yang hanya satu-satunya itu terpaksa dijemur alami alias diangin-anginkan supaya tidak bau. Ternyata hal ini kurang jitu , bau basah itu lama kelamaan jadi bau yang kurang enak.
Juga baju basah walaupun sudah pakai payung. Iya ngga ada jalan lain tetap digunakan, terpaksa pulang masuk angin .
Belum lagi itu soal peralatan yang ada di ransel berupa laptop, waduh airnya tembus juga masuk ke ransel. Nangis khan ini bisa merusak laptop yang jadi modal utama untuk kuliah.
Di bawah ini aku punya life hack hujan yang sangat bermanfaat jika kamu masih mengalami hal yang sama seperti diriku.
Sepatu basah
Selalu siap sedia dengan kertas koran-koran bekas di tasmu. Ketika hujan keras itu menimpa sepatu sehingga sepatu basah kuyup. Akhirnya kamu harus melepaskan sepatu basah itu. Jika diangin-anginkan saja, sepatu itu tetap berbau kurang nyaman.