Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Perjalanan Inspiratif Pendiri Blue Bird, "Sang Burung Biru"

Diperbarui: 30 Oktober 2020   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.bluebirdgroup.com

Lalu lintas di Jakarta begitu padat merayap pada siang hari.   Terik matahari yang panas terasa di tubuh bagi pengemudi-pengemudi di Jakarta.  Meskipun AC tetap menyala, tapi semburan dinginnya masih terkalahkan dengan panasnya udara.

Aku memandang taksi-taksi berwarna biru berlogo burung.   Mereka itu datang dan pergi menuju dan pergi ke satu tempat ke tempat lain.   Lajunya sangat gagah, dan penampilannya mengkilap.  

Berada di tengah kota yang sibuk, taksi biru memang terus beroperasi dari hari ke hari tanpa hari libur.  Armada itu hadir tanpa diketahui orang bagaimana asal mulanya.  

Mereka bagaikan sejarah yang hilang apabila kita tak bisa memandang taksi tua yang membesarkan dan membayangkan perubahan yang  terjadi sejak taksi muda sudah berkembang pesat.

Taksi tua itu bukan seonggok barang rongsokan yang tak berguna.  Taxi tua itu adalah sebuah monumen perjuangan yang tak pernah terhapus dalam kisah  perjalanan Blue Bird.

Kebanggaanya masih menyelimuti semangat dan jiwanya meskipun tubuhnya sudah renta.  Dia sudah melihat perubahan yang tak bisa dipungkiri,  taxi muda yang berkeliaran di jalanan ibukota dalam jumlah besar itu hasil keringat dari kesuksesan armada Blue Bird.

Taxi muda sudah berada di posisi yang tanggap untuk menggantikan dirinya yang sudah gontai dan langkah mundur karena usianya yang sudah tak muda lagi.

Taxi muda mengeluh : "Capainya  dan kesalnya kemacetan di Ibukota yang tak pernah terselesaikan. Tak adakah hidup yang lebih mudah dari ini? Seharian aku harus berkeliling Jakarta, debu, terik matahari, dan kemacetan".

Taxi tua tersenyum arif.   Ia menatapnya dengan ketegasan yang ada dalam hatinya , lalu menjawabanya dengan berkata: "Kamu memiliki banyak hal yang tidak pernah aku miliki saat aku semuda kamu, jangan mengeluh!"

Kemudahan dan kebesaran ini tak pernah lepas dari sebuah proes panjang dari perjuangan berat dan tangguh yang dilakukan oleh taxi tua.  

Taxi tua terdiam sejenak.   Dia tertunduk dan mengingat kembali apa yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun mengelolanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline