Pertanyaan mendasar adalah mengapa 61 negara itu menutup pintunya bagi warga Indonesia? Padahal, hampir sebagian besar negara-negara di dunia ini tidak ada yang luput dari Covid-19. Keamanan kesehatan masing-masing negara jadi parameter. Dalam penanganan Covid-19, apakah Indonesia sudah melakukan strategi kesehatan lebih penting dari ekonomi?
Ternyata belum maksimal penanganannya, walaupun sudah ada gugus tugas Covid-19, seolah kebijakan antar satu daerah atau satu pejabat dengan pejabat yang lainnya selalu bertentangan. Gubernur DKI Jakarta akan menerapkan PSBB total, sementara Koordinator Kementrian Perdagangan tidak setuju dengan PSBB total, diminta agar PNS tetap bekerja di kantor dan work fom home.
Ditambah dengan kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat untuk melakukan 3 hal seperti, jaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker sangat rendah sekali.
Ketika PSBB dilonggarkan, menjadi a new normal, semua kegiatan ekonomi dan aktivitas warga sangat bebas sekali. Walaupun mereka tetap memakai masker, ternyata hal itu tak cukup karena jaraknya yang sangat berdempetan ketika mereka mengantri kendaraan umum seperti kereta api. Bahkan di pasar tradisional pun penjual dengan bebasnya tak pernah gunakan masker, jarak lapak mereka sangat dekat.
Data yang sangat menakutkan datang dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah kasus secara nasional bertambah 3.307 kasus baru sehingga total orang yang terpapar 203.342 orang. 1004 kasus baru ini ditemukan di Jakarta .
Di Jakarta jumlah orang yang di test baru menapai 7923 orang dari total orang di seluruh Indonesia yang sebanyak 15.335. Artinya pemeriksaan di Jakarta baru mencapai 52% dari total pemeriksaan di Indonesia.
Rasio orang yang posistif di Jakarta telah mencapai 12,2 persen sedangan angka nasional 19,6 persen. Rasio positif ini terus meningkat terus. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kasus terus melaju, jumlah test masih kurang dan khususnya di luar Jakarta.
Situasi Rumah sakit di Jakarta sudah gawat, 4.053 tempat tidur isolasi di 67 rumah sakit rujukan. Sekarang ini sudah terisi 77 persen, diproyeksikan pada tanggal 17 September tempat tidur isolasi akanpenuh dan jika laju pertambahan pasien terus meningkat, maka tidak tertampung lagi. Demikian juga dengan ruang ICU sudah terpakai 83 persen. Bahkan, tempat pemakaman untuk pasien covid 19 yang ada di Pondok Rangoon, nyaris penuh. Setiap hari ada 30 kematian yang harus dimakamkan.
Kembali kepada 61 negara yang menutup warga Indonesia untuk datang ke negaranya adalah wajar. Setiap negara punya hak untuk menutup negara jika negaranya sendiri belum aman dari covid. Menerima orang yang sakit datang ke negaranya seperti menerima ancaman untuk kematian bagi warganya sendiri.
Negara-negara yang melarang atau menutup pintu untuk
warga negara Indonesia adalah sebagai berikut: