Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Perguruan Tinggi Perlu Adaptif terhadap Kesulitan e-Learning

Diperbarui: 7 September 2020   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Saat belum terjadi Covid,  pembelajaran di hampir semua perguruan tinggi di Indonesia dilakukan dengan tatap muka.   Para mahasiswa dan dosen selalu datang ke kampus.  Ketika kuliah diberikan kepada mahasiswa secara tatap muka.   Dengan metode tatap muka, mahasiswa sangat mudah memahami apa yang dijelaskan oleh dosen .  Mudahnya interaksi antara dosen dan mahasiswa saat tatap muka.  Dalam tatap muka, kebanyakan materi masih dilakukan dengan cara offline misalnya dengan pelbagai multimedia.

Beberapa materi yang harus dilakukan dengan praktek di laboratorium, masih sangat mudah dilakukan oleh mahasiswa karena mereka bisa  datang  ke laboratorium yang tersedia.

Demikian juga interaksi dengan dosen, apabila mahasiswa ada kesulitan dalam memahami materi, dia tinggal menanyakan dan mendapat respond dari dosen dengan penjelasan yang dilakukan tatap muka sampai mahasiswa itu mengerti dan memahami.

Sebelum adanya e-learning atau kuliah online,  rasio antara dosen mengajar dan mahasiswa sebesar 1:20 untuk bidang eksata dan 1:30 untuk bidang ilmu sosial humoniara.

Badai Covid datang:

Siapa pun tidak pernah menyangka bahwa covid datang juga ke Indonesia.  Dunia pendidikan pun kena imbasnya. Hampir enam bulan setelah adanya PSBB di semua perguruan tinggi  di Indonesia memberlakukan untuk menutup kuliah tatap muka. Sebagai penggantinya para mahasiswa harus lakukan kuliah dengan online. 

Begitu diterapkan e-learning atau kuliah online, rasio dosen dibandingkan dengan mahasiwa bisa mencapai sekitar 1:1000.  

Apakah hal ini suatu tanda yang membahagiakan prestasi ?   Memang benar ada peningkatan jumlah para mahasiwa yang kuliah secara online begitu besar .  Dari perbandingan 1:20  sebelum e-learing, menjadi 1:1000 setelah e-learning, adalah peningkatan yang luar biasa.  

Hampir sekitar 98% perguruan tinggi di Indonesia telah memberlakukan e-learning atau pembelajaran digital /daring .   Termasuk -perguruan tinggi UT yang telah punya model pembelajaran e-learning sebelum adanya covid.  UT telah mengembangkan UT-TEL Learning deliveries yang meliputi pembelajaran metode  ber sinkron, asinkron, i-lecturing, UT TElevisi, kursus berbasis multimedia, modul berbasis laman, perpustakaan digital, iRadio Learning segments, UT Digital courseware, dan modul audio.

Angka mahasiswa yang ikut serta dalam kuliah e-learning ini ternyata bukan semata-mata hal yang positif saja karena memang secara kuantitasnya bertambah tapi kualitasnya  belum tentu  membaik.

Rasio kenaikan mahasiswa untuk ikut e-learning itu ternyata tidak sejalan dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia baru mencapai sekitar 34,58 persen tahun 2019.

Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya, Singapura mencapai 78 persen dan Korea Selatan 98 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline